Rupiah Menguat ke Rp15.030 per Dolar Terbantu Kinerja Pabrik di China

Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.030 per dolar AS pada Senin (3/7) sore. Mata uang Garuda menguat 35 poin atau 0,24 persen dari perdagangan sebelumnya.

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.034 per dolar AS.

Mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi. Yen Jepang melemah 0,33 persen, baht Thailand menguat 0,25 persen, peso Filipina melemah 0,19 persen, won Korea Selatan menguat 0,74 persen, dan yuan China menguat 0,09 persen.

Dolar Singapura juga menguat 0,02 persen dan dolar Hong Kong terpantau ikut menguat 0,03 persen pada penutupan perdagangan sore ini.

Sementara, mata uang utama negara maju kompak berada di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,20 persen, poundsterling Inggris melemah 0,26 persen, dan franc Swiss melemah 0,34 persen.

Dolar Australia melemah 0,18 persen, dan dolar Kanada juga melemah 0,23 persen.

Analis Pasar Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah pada sore ini didukung oleh data manufaktur Caixin PMI China yang lebih baik. Namun, data inflasi Indonesia yang lebih rendah dari perkiraan memberikan pandangan yang beragam.

"Dengan data inflasi yang sudah di dalam target BI, maka ada peluang bagi BI menurunkan suku bunga yang dalam jangka panjang akan positif bagi ekonomi dan rupiah, namun untuk jangka pendek, perbedaan sikap BI dengan The Fed akan menekan rupiah," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.