Arti RI Jadi 'Upper Middle Income Country' Seperti Kata Jokowi

CNN Indonesia
Selasa, 04 Jul 2023 07:11 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Bank Dunia kembali memasukkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah atas (upper middle country).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Bank Dunia kembali memasukkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah atas (upper middle country). (Tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Bank Dunia kembali memasukkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah atas (upper middle country).

Bank Dunia sempat menurunkan level Indonesia ke negara berpenghasilan menengah ke bawah karena pandemi covid-19.

"Bank Dunia per Juli 2023 kembali memasukkan Indonesia dalam grup upper middle income countries. Ini proses pemulihan yang cepat setelah kita turun ke grup lower middle income countries di 2020 karena pandemi," ujar Jokowi dalam arahan pengantar Sidang Kabinet, Senin (3/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip situs resmi Bank Dunia, sekitar 70 persen populasi dunia tinggal di negara berpenghasilan menengah.

Saat ini, lembaga keuangan internasional itu membagi negara berpenghasilan menengah menjadi dua kelompok.

Pertama, negara berpenghasilan menengah bawah yang memiliki pendapatan nasional bruto (gross national income/ GNI) per kapita US$1,036 - US$4.045 per tahun.

Kedua, negara berpenghasilan menengah atas memiliki GNI per kapita US$4.046 hingga US$12.535 per tahun.

Kendati naik kelas, Jokowi menekankan masih banyak tantangan dihadapi Indonesia ke depannya. Terutama pada paruh kedua tahun ini yang baru saja berlangsung.

Kepala Negara ini menyebutkan beberapa tantangan yang perlu diwaspadai Indonesia adalah lingkungan global yang masih tidak stabil akibat ketegangan geopolitik yang masih berlangsung. Hal tersebut bisa berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan dalam negeri, seperti penurunan kinerja ekspor.

Terlebih, berbagai lembaga internasional memprediksi perlambatan ekonomi global akan berlanjut di tahun ini. Misalnya, IMF memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 2,8 persen, Bank Dunia lebih rendah lagi yakni 2,1 persen dan OECD memperkirakan 2,6 persen.

Selain itu, ada juga kekhawatiran kenaikan suku bunga global yang diperkirakan masih akan berlanjut bahkan sampai tahun depan. Hal ini akan mendorong tingkat inflasi dunia.

[Gambas:Video CNN]



(sfr/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER