Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.056 per dolar AS pada Kamis (6/7) sore. Mata uang garuda melemah 38,5 poin atau minus 0,26 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah melemah ke posisi Rp15.062 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia juga terpantau bergerak di zona merah. Tercatat peso Filipina melemah 0,24 persen, ringgit Malaysia minus 0,14 persen, rupee India minus 0,35 persen, dan won Korea Selatan minus 0,2 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, dolar Singapura menguat 0,12 persen, yuan China 0,03 persen, yen Jepang 0,53 persen, dan dolar Hong Kong 0,07 persen.
Sementara, mayoritas mata uang negara maju bergerak di zona hijau. Dolar Australia menguat 0,24 persen, Franc Swiss 0,11 persen, poundsterling Inggris 0,09 persen.
Di sisi lain, dolar Kanada melemah 0,17 persen dan Euro Eropa stagnan.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah dan mata uang Asia pada umumnya melemah di tengah sentimen risk off setelah dalam risalah pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC).
Dalam pertemuan itu, bank sentral AS (The Fed) memberikan sinyal untuk kembali mengerek suku bunga acuan. Hal ini membuat nilai tukar rupiah tertekan.
"The Fed memberikan sinyal bahwa mereka masih akan kembali menaikkan suku bunga tahun ini," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.