Pertamina menghadirkan beragam program dan inovasi perusahaan dalam upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 melalui transisi energi dan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam The 11th Indonesia Energi Baru, Terbarukan & Konservasi Energi Conference & Exhibition (EBTKE ConEx).
Berlokasi di ICE BSD City, Tangerang, Banten, pada kegiatan yang mengangkat tema From Commitment to Action: Safeguarding Energy Transition Towards Indonesia Net Zero Emissions 2060 itu Pertamina menampilkan inovasi pengembangan energi bersih dan EBT dari seluruh subholding, lengkap dengan berbagai program dekarbonisasi perusahaan.
Direktur Utama PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Dannif Danusaputro menjelaskan, Pertamina tak hanya terus menjaga ketahanan pasokan energi konvensional, namun juga berperan aktif dengan melakukan dekarbonisasi pada bisnis perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui Subholding Pertamina NRE, kata Dannif, Pertamina juga berupaya melakukan disrupsi dan mengembangkan sejumlah bisnis baru yang berfokus pada produk EBT.
"Jadi pada intinya kita tetap memproduksi produk energi konvensional Pertamina, tapi kita melandaikan emisinya. Pertamina juga terus menciptakan bisnis-bisnis baru di bidang EBT," kata Dannif, Rabu (12/7).
Dannif optimis, dengan kolaborasi bersama pemerintah dan stakeholders lain, Pertamina akan mampu mengembangkan bisnis, baik yang sudah berjalan maupun yang baru sehingga lebih baik ke depannya.
"Kami percaya apabila kami melakukan kolaborasi melakukan ini bersama-sama dan melihat dari segi potensinya, we have a future ahead of us," ujar Dannif.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, sebagai perusahaan energi Pertamina akan terus mendorong upaya transisi energi di Indonesia.
"Komitmen ini kita realisasikan dengan terus mengembangkan program dekarbonisasi dan inovasi bisnis EBT. Dengan seluruh upaya ini kami yakin Indonesia bisa mencapai target NZE 2060" ujar Fadjar.
Sementara, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan bahwa transisi energi dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber energi bersih dan terbarukan yang ada di dalam negeri, di mana Indonesia memiliki potensi cukup besar.
Menurut Arifin, penggunaan sumber daya dengan dukungan teknologi yang tepat dapat menjadi langkah pencapaian target NZE tahun 2060. Karena itu, pemerintah terus mendorong percepatan EBT masuk dalam bauran energi melalui beragam kebijakan.
"Dengan dukungan Pemerintah, BUMN, kemudian badan usaha lain, Insya Allah ini semua bisa kita laksanakan," kata Arifin.
Arifin berharap, EBTKE ConEx dapat sekaligus menjadi ajang sosialisasi terhadap masyarakat terkait transisi energi dan penggunaan EBT.
"Saya apresiasi stakeholder dan badan usaha, yang terus mendukung Indonesia dalam progres pembangunan EBT di dalam infrastuktur kita," ujarnya.
Di ajang EBTKE ConEx yang berlangsung selama tiga hari, Pertamina turut menghadirkan inovasi mobil yang menggunakan energy hydrogen sebagai alternatif sumber energi bersih.
Selain itu, Pertamina Group juga menandatangani beberapa Memorandum of Understanding (MoU), baik dalam bentuk sinergi antar grup Pertamina maupun dengan mitra strategis eksternal untuk mendukung upaya pengembangan energi bersih dan EBT.
(rea)