Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.966 per dolar AS pada Kamis (13/7). Mata uang Garuda menguat 109 poin atau plus 0,72 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp14.978 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Kompak, mata uang di kawasan Asia ditutup di zona hijau. Dolar Hong Kong naik 0,07 persen, yen Jepang tumbuh 0,08 persen, yuan China plus 0,09 persen, rupee India meningkat 0,18 persen, dan dolar Singapura menguat 0,21 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, baht Thailand menguat 0,51 persen, peso Filipina melesat 0,76 persen, won Korea Selatan plus 1,10 persen, dan ringgit Malaysia meroket 1,10 persen.
Tak jauh beda, mata uang negara maju kompak menguat. Poundsterling Inggris naik 0,29 persen, euro Eropa plus 0,23 persen, franc Swiss menguat 0,44 persen, dolar Kanada tumbuh 0,24 persen, dan dolar Australia melesat 0,79 persen.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah ditopang pelemahan dolar AS imbas data inflasi Negeri Paman Sam yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini juga meredakan ekspektasi suku bunga The Fed.
"Namun, data perdagangan China yang kembali menurun dan lebih rendah dari perkiraan akan membebani mata uang Asia ke depannya," katanya kepada CNNIndonesia.com.