Harga minyak melesat naik hampir 2 persen pada Kamis (21/11) imbas meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$1,42 atau 1,95 persen menjadi US$74,23 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS meningkat US$1,35, atau 2 persen menjadi US$70,10.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perang antara Rusia dan Ukraina kembali memanas. Kedua negara saling meluncurkan rudal ke wilayah lawan mereka masing-masing.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan telah melancarkan serangan rudal balistik jarak menengah hipersonik terhadap fasilitas militer Ukraina.
Ia juga memperingatkan Barat bahwa Moskow dapat menyerang instalasi militer negara mana pun yang senjatanya digunakan untuk melawan Rusia.
Analis menyebut kejadian tersebut meningkatkan kekhawatirkan pasar atas pasokan minyak mentah. Terutama jika konflik meluas.
Maklum, Rusia merupakan produsen minyak nomor 3 terbesar di dunia.
"Fokus pasar kini beralih ke meningkatnya kekhawatiran mengenai eskalasi perang di Ukraina," kata Ole Hvalbye, analis komoditas di SEB.
"Untuk minyak, risikonya adalah jika Ukraina menargetkan infrastruktur energi Rusia, sementara risiko lainnya adalah ketidakpastian mengenai bagaimana Rusia merespons serangan-serangan ini," kata analis ING dalam sebuah catatan.
Selain dari konflik Ukraina-Rusia, analis menyebut minyak juga mendapatkan topangan dari spekulasi pasar bahwa OPEC+ akan menunda peningkatan produksi lagi ketika bertemu pada 1 Desember.
Spekulasi muncul karena lemahnya permintaan minyak global
Penurunan suku bunga yang lebih lambat dari perkiraan membuat biaya pinjaman tetap tinggi, sehingga dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.