Harga Minyak Dunia Melesat 2 Persen Masih Akibat Arab Saudi dan Rusia
Harga minyak melesat 2 persen pada Kamis (3/8) sore waktu AS atau Jumat (4/8) pagi WIB.
Mengutip Reuters, harga minyak Brent berjangka naik US$1,94 atau 2,3 persen ke US$85,14 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik US$2,06 atau 2,6 persen ke US$81,55.
Analis menyebut lonjakan harga minyak itu masih dipicu pengetatan pasokan minyak yang dilakukan Arab Saudi dan Rusia sampai September mendatang.
Arab Saudi diketahui memang akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari (bpd) untuk bulan ketiga, termasuk September.
Mereka sudah menambahkan bahwa pemangkasan itu dapat diperpanjang dan diperbanyak lagi. Dengan kebijakan itu, produksi minyak Arab Saudi diperkirakan hanya akan mencapai 9 juta barel per hari pada September mendatang.
Sementara Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya akan memangkas ekspor minyak sebesar 300 ribu barel per hari pada September.
Analis memperkirakan pemangkasan masih berpotensi terjadi sehingga harga minyak masih akan melanjutkan reli.
"Kami memperkirakan pertemuan (OPEC+) akan menghasilkan kelompok produsen melanjutkan pemotongan produksi yang awalnya dibuat pada pertemuan 5 Oktober, dan meningkat secara sukarela pada pertemuan 3 April dan 4 Juni," analis di ClearView Energy Partners dalam sebuah catatan.
Meski demikian, kenaikan harga minyak itu tertahan oleh kebijakan beberapa bank sentral dunia menaikkan suku bunga untuk mengurangi inflasi. Analis khawatir kebijakan itu dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak sehingga membuat kenaikan harganya tertahan.