Harga Minyak Merosot Imbas Kekhawatiran Permintaan China

CNN Indonesia
Rabu, 09 Agu 2023 09:02 WIB
Harga minyak melemah pada awal perdagangan Rabu (9/8) pagi. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agus Triyono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak melemah pada awal perdagangan Rabu (9/8) pagi. Pelemahan terjadi lantaran kekhawatiran atas lambatnya permintaan dari importir minyak mentah utama China.

Namun, pasar masih mendapat topangan dari potensi pasokan global mengetat dari pengurangan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia.

Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka turun 17 sen atau 0,2 persen menjadi US$86,00 per barel pada 00.39 GMT.

Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar 0,2 persen ke US$82,73 per barel.

Kedua kontrak naik hampir US$1 pada hari sebelumnya.

"Harga minyak berjuang untuk naik lebih lanjut karena kekhawatiran atas lambannya pemulihan ekonomi China dan permintaan bahan bakar," ujar Kepala Analis Sunward Trading Chiyoki Chen.

Chen juga menyorot potensi kekhawatiran atas melambatnya permintaan di Amerika Serikat dan Eropa karena serangkaian kenaikan suku bunga.

Ia memprediksi WTI akan diperdagangkan di kisaran US$75 hingga US$85 per barel bulan ini.

Kedua tolok ukur harga mencatat kenaikan mingguan keenam berturut-turut minggu lalu, kemenangan beruntun terpanjang sejak Desember 2021 hingga Januari 2022, dibantu oleh pengurangan pasokan OPEC+ dan harapan stimulus yang mendorong pemulihan permintaan minyak di China.

Kendati demikian, impor minyak mentah China pada Juli turun 18,8 persen dari bulan sebelumnya ke tingkat harian terendah sejak Januari. Pasalnya, eksportir utama mengurangi pengiriman ke luar negeri dan stok domestik terus bertambah.

Secara keseluruhan, impor China kontraksi sebesar 12,4 persen pada Juli lalu, jauh lebih curam dari perkiraan penurunan sebesar 5 persen. Ekspor turun 14,5 persen, dibandingkan dengan penurunan 12,5 persen yang diperkirakan oleh para ekonom.

Sementara itu, laporan bulanan dari Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa lalu memproyeksikan produksi minyak mentah AS naik 850 ribu barel per hari (bph) ke rekor 12,76 juta bph pada 2023, menyalip puncak terakhir sebesar 12,3 juta bph pada 2019 lalu.

EIA mencatat harga minyak mentah telah meningkat sejak Juni, terutama karena perpanjangan pemotongan produksi Arab Saudi serta meningkatnya permintaan global.

Eksportir utama dunia Arab Saudi pekan lalu memperpanjang pemotongan produksi sukarela sebesar 1 juta bph hingga akhir September. Pemotongan itu dapat diperpanjang. Rusia juga menyatakan akan memangkas ekspor minyak sebesar 300 ribu bph pada September.



(sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK