Inflasi Amerika Serikat (AS) tercatat sebesar 3,2 persen (yoy) sepanjang Juli 2023. Realisasi ini naik dibandingkan Juni lalu yang sebesar 3 persen (yoy).
Kenaikan inflasi AS ini terjadi untuk pertama kalinya dalam 13 bulan terakhir. Sehingga muncul kekhawatiran The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan.
Berdasarkan data Biro Statistik AS yang dikutip dari CNN Internasional, Jumat (11/8), inflasi disebabkan oleh kenaikan harga sewa rumah yang tinggi. Sedangkan, biaya barang seperti kendaraan dan furnitur malah turun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga sewa rumah di AS tercatat naik 0,2 persen setiap bulannya dan kondisi ini menyumbang 90 persen dari inflasi Juli 2023.
Inflasi inti AS tercatat naik 4,7 persen (yoy). Realisasi ini jauh di atas target The Fed sebesar 2 persen.
Kendati inflasi tinggi tahunan dan inti tinggi, secara bulanan (mtm) masih cukup terkendali yakni hanya naik 0,2 persen.
Karenanya, Kepala Ekonom ZipRecruiter Julia Pollak mengatakan tak perlu khawatir dengan kenaikan inflasi secara tahunan ini. Sebab, secara umum inflasi energi dan makanan justru stabil.
"Jangan tertipu oleh kenaikan inflasi tahunan. Inflasi melambat dan terjadi di berbagai barang dan jasa yang lebih luas," ujarnya dalam sebuah komentar.
Presiden AS Joe Biden mengungkapkan laporan inflasi ini menandakan bahwa ekonomi negaranya tetap kuat. Meski naik, tapi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
"Inflasi tahunan telah turun sekitar dua pertiga sejak musim panas lalu, dan inflasi di luar makanan dan energi telah turun ke level terendah dalam periode tiga bulan sejak September 2021," kata Biden dalam pernyataan yang dikeluarkan Kamis pagi (waktu AS) setelah laporan inflasi dirilis.