PLN Pastikan Lengkapi Infrastruktur Ekosistem Kendaraan Listrik
PT PLN (Persero) menyatakan mendukung upaya pemerintah mengakselerasi ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau electric vehicle (EV) guna menekan penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, serta mendorong transformasi industri dan ketahanan energi nasional.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan, PLN akan terus melanjutkan komitmen mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, yang antara lain dilakukan melalui pembangunan infrastruktur.
"Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan," kata Darmawan.
Selain itu, PLN juga menyediakan layanan home charging yang memudahkan pengisian daya di rumah. Dengan infrastruktur yang lengkap, para pengguna dipastikan tak perlu risau jika kehabisan daya.
Darmawan memaparkan, menggunakan kendaraan listrik akan membantu pengguna berhemat. Sebagai gambaran, untuk kendaraan sepeda motor dengan jarak tempuh 50 kilometer (km) dibutuhkan 1 liter BBM, sedangkan sepeda motor listrik dengan jarak sama menghabiskan 1,2 kilowatt hour (kWh).
Dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp1.699,53 per kWh, diperlukan sekitar Rp2.500 untuk sepeda motor listrik menempuh jarak 50 km. Sedangkan, motor BBM menghabiskan sekitar Rp13 ribu untuk menempuh jarak yang sama.
"Dengan begitu menggunakan motor listrik lebih hemat biaya 80 persen daripada menggunakan sepeda motor BBM," ujar Darmawan.
Darmawan menambahkan, sebagai kendaraan yang ramah lingkungan, EV juga akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih segar dan nyaman.
"Jika kita bandingkan emisi yang dihasilkan antara kendaraan berbahan bakar minyak dan EV, konsumsi 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik, sedangkan emisi karbon 1 liter BBM adalah 2,4 kg Co2e, dan emisi karbon 1,2 kWh listrik adalah 1,3 kg Co2e. Artinya dengan menggunakan kendaraan listrik kita sudah mengurangi sekitar 50 persen emisi karbon," katanya.
Norita, salah seorang pengguna mobil listrik mengungkapkan benefit yang didapat selama lima bulan mengendarai EV.
"Mobil listrik sangat menghemat biaya operasional, dari pajak hingga service pun lebih murah. Biasanya service itu bisa sampai Rp500 ribu tapi untuk mobil listrik hanya Rp100 ribu. Ini juga sangat ramah lingkungan, tidak mengeluarkan asap dan polusi," tutur Norita.
Keuntungan lainnya, pengguna tak khawatir saat terjebak macet, karena biaya operasional tetap stabil. Sebelumnya, Norita menghabiskan sekitar Rp2 juta setiap bulan, namun kini dirinya hanya mengeluarkan Rp300 ribu untuk operasional.
Senada, Wawan Poedji Santoso yang seorang pengemudi ojek online juga menyatakan pengeluarannya jadi lebih hemat setelah menggunakan motor listrik, baik untuk perawatan maupun operasional. Meski sempat bingung di awal penggunaan, kini Wawan mengaku sudah nyaman mengendarai motor listrik.
"Sekarang malah bisa menabung lebih banyak. Pengeluaran bensin sebesar Rp50 ribu per hari serta ongkos perawatan sekitar Rp200 ribu saban dua-tiga minggu, tak ada lagi," kata Wawan.
(rea)