Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 40,62 poin atau minus 0,59 persen ke level 6.859 pada perdagangan pekan lalu. Investor asing mencatat jual bersih (net sell) Rp3,42 triliun selama sepekan.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham tercatat menguat dan melemah masing-masing dua kali, sisanya perdagangan libur pada Kamis (17/8) bertepatan dengan HUT Indonesia ke-78. Secara total, performa indeks saham merosot 0,48 persen.
Pjs Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan penguatan paling besar mencapai 7,42 persen dialami rata-rata volume transaksi harian yang naik dari 16,76 miliar saham menjadi 18,1 miliar lembar saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, kapitalisasi pasar bursa juga meningkat menjadi Rp10.060 triliun. Angka ini naik tipis 0,04 persen dari Rp10.056 triliun pada pekan lalu.
"Rata-rata nilai transaksi harian bursa mengalami perubahan sebesar 12,62 persen menjadi Rp10.700 triliun dari Rp10.245 triliun pada penutupan pekan lalu," katanya dalam keterangan resmi di situs IDX, Jumat (18/8).
Tak jauh beda, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa amblas 3,56 persen selama sepekan dari 1.090.176 transaksi menjadi 1.051.405 transaksi.
Pelatih Investasi Saham dan Derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda memperkirakan IHSG bakal berada di level support 6.834. Sedangkan gerak indeks pekan ini berupaya menembus posisi resistance 6.966.
Ada satu faktor yang berpengaruh dari dalam negeri, yakni keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga di level 5,75 persen. Hary menilai selisih 25 bps dengan Fed Fund Rate pada akhirnya membuat rupiah kembali takluk dari dolar AS.
Sementara itu, dua ancaman dari mancanegara berkaitan dengan ekonomi China. Pertama, Hary menyebut Negeri Tirai Bambu tengah di ambang resesi, terlebih data Juli 2023 menunjukkan negara tersebut masuk periode deflasi minus 0,3 persen.
"Investor mewaspadai kebangkrutan developer properti terbesar kedua di China, Evergrande, yang kemungkinan bisa menimbulkan efek domino. Di samping itu, developer terbesar China, Country Garden, juga kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran bunga utangnya," jelas Hary soal sentimen kedua dari China kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (19/8).
Ia menyarankan para trader tetap disiplin dan memperhatikan level support IHSG. Jika posisi ini jebol, maka indeks berpotensi semakin terkoreksi.
Sedangkan untuk para investor, ia menilai koreksi menjadi peluang mengoleksi saham-saham dengan pertumbuhan positif serta valuasi atraktif. Menurutnya, sektor pertambangan, khususnya mineral, serta infrastruktur menarik untuk dicermati.
Hary menyarankan dua emiten untuk dikoleksi. Pertama, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk yang meroket 6,31 persen ke 1.180 pekan lalu. Menurutnya, ADMR bisa menembus posisi 1.275 pada pekan ini.
Kedua, ia merekomendasikan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk alias PGAS. Emiten ini tumbuh tipis 0,67 ke 1.495 pekan lalu dan diperkirakan bakal bergerak di rentang 1.420-1.545 sepekan ini.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Oktavianus Audi menyebut indeks saham bakal melemah pekan ini jika mengacu indikator MACD. Audi memperkirakan gerak IHSG ada dalam rentang 6.765 hingga 6.950.
Ada dua sentimen utama dari tanah air yang akan menekan indeks. Pertama, suku bunga acuan BI yang stagnan di 5,75 persen berpotensi menahan laju IHSG, di mana ekspansi emiten jadi terbatas.
Kedua, data permintaan kredit yang disinyalir tumbuh melambat seiring survei BI yang menunjukkan saldo bersih tertimbang (SBT) melambat sampai minus 1,12 persen. Audi melihat penurunan permintaan kredit perbankan bakal menjadi sentimen negatif untuk pasar.
Sedangkan sentimen dari luar negeri adalah pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang berpotensi kembali menyoroti naiknya indeks harga konsumen (CPI) serta potensi kenaikan suku bunga. Audi menegaskan ini merupakan sentimen negatif di pasar.
Oleh karena itu, Audi menyarankan investor harus lebih waspada. Jika sikap The Fed kembali hawkish, maka IHSG bisa tertekan dan modal asing bakal keluar.
"Sektor yang dapat diperhatikan adalah energi, spesifik batu bara karena potensi dividen dari pertumbuhan pendapatan di semester I 2023 dan pergerakan teknikal yang potensial. Serta sektor consumer noncyclical sebagai defensif stock," jelas Audi.
Ada tiga saham pilihan yang ia rekomendasikan. Pertama, emiten PT Mayora Indah Tbk alias MYOR yang naik 0,38 persen ke 2.670 sepekan lalu. Ia menyarankan pasar untuk trading buy saham emiten ini. Ia memprediksi saham MYOR gerak di angka 2.550-2.890.
Kedua, trading buy saham PT Baramulti Suksessarana Tbk atau BSSR. Kinerja emiten ini naik 1,56 persen ke 3.900 pada pekan lalu dan diharapkan bisa menembus 4.160 pada pekan ini.
Ketiga, ada saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang merosot 0,70 persen ke 7.050 pada pekan lalu. Audi menyarankan untuk buy on break (BoB) emiten berkode INDF ini pada posisi 7.100.
(skt/agt)