PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Africa Geothermal International (AGIL). Perjanjian kerja sama ini ditempuh PGE untuk mengembangkan potensi panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya.
AGIL merupakan anak usaha dari AGIL No.1 Limited, perusahaan terbatas di Kenya yang bergerak di bidang pengembangan energi panas bumi. Salah satunya melalui wilayah konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan sampai dengan 500 megawatt (MW) dimana 140 megawatt (MW) siap untuk di eksploitasi.
Direktur Utama PT PGE Julfi Hadi menjelaskan, MoU dengan AGIL merupakan langkah strategis PGE untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan sumber daya panas bumi di mancanegara. Menurutnya, Longonot memiliki lokasi dan letak geologis yang menjadikannya sebagai prospek yang menarik dalam pengembangan energi baru terbarukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui kolaborasi ini, PGE memiliki kesempatan untuk ikut andil dalam pengembangan energi baru terbarukan, sekaligus sebagai upaya kami untuk menjadi produsen geothermal global," ujar Julfi dalam keterangan tertulis, Senin (21/8).
Julfi menambahkan, Afrika merupakan episentrum baru pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat menciptakan iklim investasi yang baik. Dalam bidang pengembangan panas bumi, Kenya menjadi negara terdepan di kawasan Afrika dengan kapasitas terpasang sebesar 865 MW dan berada di posisi ke-7 dalam peringkat global.
Sebagai produsen panas bumi, dia mengungkapkan, PGE maupun AGIL memiliki keahlian dan pengalaman yang sangat mumpuni dalam pengembangan geothermal sebagai energi terbarukan.
"Tentunya kami berharap kolaborasi dalam bentuk kerja sama pengembangan panas bumi ini dapat meningkatkan eksposur bisnis kedua belah pihak," ujarnya.
![]() |
Saat ini Indonesia memiliki 2.356 MW kapasitas terpasang dan 80 persen di antaranya atau sekitar 1.877 MW berasal dari wilayah kerja PGE. dimana 672 megawatt (MW) dikelola langsung PGE. Dalam dua tahun ke depan, PGE menargetkan pengembangan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri hingga 1 gigawatt (GW).
Julfi optimistis, upaya strategis PGE di Afrika ini dapat mendukung target Perseroan dalam meningkatkan kapasitas terpasang, dan memperluas portofolio energi bersih secara internasional dalam rangka mencapai aspirasi perusahaan energi bersih dunia.
"Kami juga optimistis upaya PGE ini dapat mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada sumber energi fosil," tambah Julfi.
Adapun MoU ini diteken oleh Julfi Hadi bersama Board of Directors AGIL, Fred N. Ojiambo, di Nairobi, Kenya, Minggu (20/8) kemarin. Penandatanganan ini dilakukan di sela kunjungan kenegaraan Indonesia ke Kenya yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo. Turut hadir dalam kunjungan ini Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Nicke Widyawati mengatakan, kehadiran Pertamina sebagai bagian dari BUMN Indonesia membawa semangat Pemerintah melanjutkan Konferensi Asia Afrika di Bandung empat dekade lalu. Kali ini semangat itu diwujudkan dalam bentuk kerja sama ekonomi strategis antar negara.
"Dalam rangka transisi energi, kerja sama Pertamina mencakup bisnis di upstream maupun downstream. Kami membuka semua peluang termasuk dalam pengembangan geothermal di Kenya," ujarnya.
Sementara itu, Vice President Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, penandatanganan MoU antara PGE dan AGIL menjadi salah satu agenda dalam kunjungan Pertamina Group untuk mendalami potensi kerja sama di Afrika.
Kerja sama-kerja sama tersebut diharapkan makin memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus mewujudkan peran Pertamina sebagai perusahaan energi global.
"Kami terbuka pada semua peluang kerja sama bisnis yang memiliki dampak positif bagi Pertamina dan bagi negara," jelas Fadjar.
(osc)