Pertamina Ungkap Strategi Hadapi Kondisi Geopolitik Eropa Terkini

Pertamina | CNN Indonesia
Kamis, 24 Agu 2023 10:03 WIB
Pertamina menilai ketegangan politik di Eropa menyebabkan kenaikan harga energi yang berbahaya bagi keamanan dan ketahanan energi di Indonesia.
Pertamina mengungkapkan sejumlah strategi terkait keamanan dan ketahanan energi Indonesia dalam menghadapi ketegangan geopolitik yang sedang terjadi di Eropa. (Foto: Pertamina)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertamina menilai bahwa ketegangan politik yang tengah terjadi di Eropa menyebabkan kenaikan harga energi yang berbahaya bagi keamanan dan ketahanan energi di Indonesia.

Saat ini, dunia berhadapan dengan ketegangan geopolitik di Eropa Timur yang melahirkan tantangan baru, yakni volatilitas harga, kelangkaan pasokan, masalah keamanan, dan ketidakpastian ekonomi yang berkontribusi pada krisis energi global.

Senior Vice President Research Technology & Innovation PT Pertamina (Persero), Oki Muraza mengatakan bahwa Indonesia tak hanya harus berusaha meningkatkan ketahanan energi, tetapi juga mencapai target-target sustainability.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana kita mengurangi emisi dan menambah volume bisnis energi hijau, listrik ramah lingkungan dan lain-lain," kata Oki di sela Sustainability Summit B20 yang berlangsung di New Delhi, India (22/8).

Sebelum krisis geopolitik terjadi, Eropa adalah salah satu pemimpin perubahan menuju sustainability. Namun karena penurunan energy security, Eropa kembali mengimpor energi seperti batu bara, sehingga terjadi perubahan dalam bauran energi yang berdampak bagi dunia.

Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Oki, negara-negara berkembang seperti Indonesia dan India yang berpendapatan rendah perlu membangun kerja sama dengan negara maju, khususnya dalam hal modal atau pembiayaan.

"Kita sudah ada beberapa contoh, misalnya melakukan kerja sama dengan Jepang CO2 Injection di Lapangan Jatibarang dan selanjutnya CO2 injection di lapangan Sukowati. Pertamina akan terus memperluas kerja sama dengan melibatkan banyak pendanaan internasional dalam rangka mendukung transisi energi di Indonesia," katanya.

Oki menyebut, pada transisi energi, pengembangan teknologi menjadi kunci, karena pengembangan teknologi dapat memperbaiki ekonomi. Di Pertamina Group sendiri, terdapat delapan inisiatif yang terbagi dalam 3 blok.

Pertama, upaya Pertamina untuk menghasilkan energi hijau, yang bersumber dari Geothermal yang saat ini mencapai 672 Megawatt yang dikelola sendiri dan 1.2 GW bersama mitra. Selain memproduksi listrik ramah lingkungan, di lapangan panas bumi ini Pertamina juga mengembangkan Green Hydrogen yang menarik untuk pasar ekspor.

"Lalu yang kedua, Variabel Renewable Energy atau energi yang berubah dengan waktu, contohnya solar PV. Variabel RE ini perlu diintegrasikan dengan Grid dan Energy storage yang kita kenal dengan battery," papar Oki.

Selanjutnya, blok ketiga yakni pemanfaatan energi yang melimpah di Indonesia seperti curah hujan, radiasi matahari, dan biomassa. Oki mengungkapkan, sumber daya ini dikerjakan bersamaan, ada yang bisa jadi vegetable oil, green diesel atau bio ethanol yang dicampur dengan bensin.

"Bagaimana kita meramu jadi BBM yang lebih rendah kadar emisinya, jadi menggunakan current infrastructure dengan emisi yang lebih rendah," kata Oki.

Senada, Senior Managing Director Growth & Strategy Lead Growth Market, Valentin De Miguel menyatakan untuk menjawab tantangan energi global tersebut, negara-negara berkembang perlu sungguh-sungguh melakukan implementasi dan eksekusi.

"Sehingga sangat mendesak untuk mendorong inovasi, riset dan analisis reliability teknologi bahan bakar alternatif, seperti hidrogen, amonia, terutama penangkapan karbon. Tiga teknologi utama ini yang kita butuhkan dengan tekad yang jelas untuk maju," ujar Miguel.

(rea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER