Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menawarkan investasi senilai Rp10 Triliun kepada investor dalam agenda Kaltara Investment Forum (KIF) 2023.
KIF diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara bekerja sama dengan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kaltara.
Agenda itu bertujuan mempromosikan sejumlah peluang investasi yang ada dan disusun dalam dokumen Investment Project Ready to Offer (IPRO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala DPMPTSP Kaltara, Ferry Ferdinand Bohoh mengungkapkan, saat ini telah tersedia data dan dokumen investasi yang siap ditawarkan ke sejumlah calon investor potensial.
Sebanyak 17 dokumen IPRO siap disampaikan kepada investor dengan nilai investasi lebih dari Rp10 triliun. Meski demikian belum dijelaskan secara rinci investor potensial tersebut.
"IPRO yang ada meliputi berbagai sektor yakni infrastruktur, pertanian (ketahanan pangan), industri hilirisasi, pariwisata, energi dan kawasan industri hijau," kata Ferdinand dikutip Senin (28/8).
Kaltara merupakan provinsi strategis di wilayah ASEAN secara geografis. Alasannya, provinsi ini berbatasan dengan Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam yang tergabung dalam forum BIMP-EAGA yang bertujuan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan ASEAN.
Selain itu, Kaltara berada di jalur alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II yang langsung menghadap Samudera Pasifik. Letak geografis tersebut menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi Kaltara.
"Berdasarkan proyeksi, penerimaan negara dan daerah dari ALKI II dapat mencapai US$1,5 juta per harinya," ucap Ferdinand.
DPMPTSP mengklaim terus melakukan terobosan untuk mencapai peningkatan ekonomi Kaltara melalui peningkatan realisasi investasi sesuai target yang telah ditentukan oleh Pemda maupun BKPM RI.
Investasi dinilai sebagai mesin pertumbuhan ekonomi yang harus didukung oleh kebijakan pro investasi melalui peraturan daerah dan peraturan gubernur. Tujuannya agar ada kepastian hukum sesuai yang diinginkan para investor.
"Jika dilihat trend realisasi terus meningkat sejak 2020 lalu, dimana realisasi di 2020 mencapai Rp3,2 T, 2021 realisasi Rp5,7 T, 2022 realisasi mencapai Rp13,7 T dan semester I 2023 sudah mencapai Rp9,4 T," kata Ferdinand.
Selain itu, KIF juga menggelar penandatanganan MoU antara investor dengan vendor lokal yang ada di Kaltara.
"Ini sebagai wujud komitmen untuk mendorong pola kemitraan antara usaha besar dengan UMKM yang ada di daerah sesuai Peraturan Menteri Investasi atau Perka BKPM RI No 1 tahun 2022," tegasnya.
Acara tersebut juga mempersilakan DPMPTSP kabupaten atau kota dan Asosiasi Pengusaha se-Kaltara untuk menjelaskan IPRO mereka. Terdapat juga sesi One on One Meeting dengan calon investor.
"Kami sangat optimis kegiatan KIF 2023 akan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi Kaltara ke depan, khususnya dalam mencapai target realisasi investasi," tutupnya.
(inh)