OJK Dalami Dugaan Peminjam Pinjol Bunuh Diri Usai Panggil AdaKami
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mendalami informasi terkait dugaan peminjam layanan pinjol AdaKami bunuh diri karena diteror penagih utang (debt collector/ DC).
"Kemarin sudah dipanggil (AdaKami) dan sedang didalami lagi karena ada informasi yang harus di-cross check dengan pihak lain," ungkap Deputi Komisioner Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen OJK Sarjito kepada CNNIndonesia.com, Kamis (21/9).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi sebelumnya mengatakan jajaran petinggi pinjol AdaKami dipanggil pada Rabu (20/9) kemarin. Namun, wanita yang akrab disapa Kiki itu tidak merinci lebih lanjut apa saja yang diklarifikasi OJK kepada AdaKami.
Isu dugaan peminjam AdaKami bunuh diri menyeruak di kolom komentar Instagram hingga menjadi utas di X. Ada akun yang mengaku sebagai pihak keluarga korban bunuh diri tersebut.
"@poldametrojaya keluarga saya bunuh diri karena tidak mampu membayar di AdaKami. Teror dan cacian hingga menjurus ke pemecatan dari pekerjaan membuatnya makin terpuruk," tulis penggalan komentar akun tersebut di Instagram.
Mereka menyebut korban bunuh diri pada Mei 2023 lalu. Namun, pihak keluarga selama ini bungkam karena malu membuka aib korban.
Terduga korban diklaim meminjam uang kepada AdaKami sebesar Rp9,4 juta. Namun, ia harus mengembalikan sekitar Rp18 juta-Rp19 juta imbas tingginya biaya administrasi.
Di lain sisi, Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss mengaku prihatin atas dugaan peminjamnya bunuh diri usai diteror DC. Ia berjanji akan mengusut kasus tersebut.
Jonathan menegaskan AdaKami telah mengumpulkan data dan informasi relevan terkait kabar viral tersebut. Kendati, ia menyebut hasil verifikasi nomor oknum DC yang viral tidak terdaftar di sistem perusahaan.
Akan tetapi, ia mengatakan perusahaan berkomitmen mencari data dan informasi tambahan yang akurat untuk membereskan kasus ini. Jonathan lantas meminta bantuan masyarakat yang punya informasi untuk menghubungi AdaKami via nomor telepon 15000-77 atau hello@cs.adakami.id.
"Kami menegaskan bahwa pengiriman pesanan fiktif melalui jasa ojek online bukanlah bagian dari prosedur perusahaan kami dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan layanan AdaKami," bantahnya dalam keterangan resmi.
"Kami akan terus memberikan informasi yang akurat mengenai investigasi ini. Kami juga berkomitmen untuk mengambil tindakan tegas jika ditemukan bentuk kekerasan atau pelanggaran seperti yang dilaporkan dalam media sosial dalam beberapa hari terakhir," tutup Jonathan.