Harga minyak naik tipis di awal perdagangan Kamis (5/10) pagi.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 11 sen ke US$85,92 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 7 sen menjadi US$84,29 per barel.
Harga minyak turun lebih dari US$5 pada Rabu (4/10) karena prospek makroekonomi yang suram dan kehancuran permintaan bahan bakar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, tekanan tertahan oleh hasil panel menteri OPEC+ yang tidak melakukan perubahan terhadap kebijakan produksi minyak.
Apalagi saat bersamaan, Arab Saudi juga mengatakan akan melanjutkan kebijakan pemangkasan produksi sebesar 1 juta barel per hari (bpd) hingga akhir 2023 dan Rusia akan mempertahankan pembatasan ekspor minyak 300 ribu barel per hari hingga akhir bulan Desember.
Analis menyebut kebijakan itu akan memicu defisit pasokan minyak yang dapat mendongkrak harga.
"Kami terus melihat pasar mengalami defisit hingga kuartal keempat dan pelemahan harga mengurangi kemungkinan OPEC akan mengurangi kendala pasokan," kata analis National Australia Bank dalam sebuah catatan.
Tapi, pada saat bersamaan, harga minyak juga mendapatkan beban dari kondisi perekonomian zona Eropa yang diprediksi akan lesu pada kuartal terakhir tahun ini.
Kondisi tersebut diprediksi akan membuat permintaan minyak seret sehingga harganya turun.