Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.612 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup di posisi Rp15.612 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (6/10) sore. Mata uang Garuda menguat 6 poin atau 0,04 persen dari perdagangan sebelumnya.

Senada, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.628 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak variatif terhadap dolar AS.

Tercatat, won Korea Selatan menguat 0,02 persen, peso Filipina menguat 0,08 persen, ringgit Malaysia menguat 0,25 persen, rupee India menguat 0,04 persen, dan yuan China menguat 0,19 persen.

Di sisi lain, baht Thailand melemah 0,08 persen, dolar Singapura minus 0,01 persen, yen Jepang melemah melemah 0,24 persen, dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.

Mata uang negara maju juga terpantau bergerak bervariasi sore ini. Poundsterling Inggris menguat 0,07 persen dan dolar Kanada menguat 0,05 persen.

Sementara dolar Australia melemah 0,04 persen dan euro Eropa minus 0,01 persen.

Analis pasar uang Lukman Leong memprediksi rupiah melemah setelah data menunjukkan cadangan devisa Indonesia turun lebih besar dari perkiraan.

"Dolar AS sendiri sedikit rebound namun cenderung datar, dengan investor wait and see menantikan data NFP malam ini," kata dia kepada CNNIndonesia.com.

Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia berada di posisi US$134,9 miliar per akhir September. Posisi itu turun turun dibandingkan akhir Agustus 2023 yang US$137,1 miliar.

Melalui keterangan resmi mereka yang dikeluarkan di Jakarta pada Jumat (6/10) ini, BI menyebut penurunan cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

[Gambas:Video CNN]