SPTP Transformasi Keselamatan Kerja dengan Safety Champion

Pelindo | CNN Indonesia
Selasa, 10 Okt 2023 21:39 WIB
Dalam mewujudkan kegiatan operasional yang aman dan efektif, SPTP menunjuk 48 orang pekerja operasional sebagai 'Safety Champion'.
Safety Champion PT Pelindo Terminal Petikemas. (Foto: Arsip Pelindo)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) membentuk tim 'Safety Champion' yang terdiri dari 48 orang pekerja operasional dari seluruh terminal peti kemas. Tim ini bertugas sebagai wakil manajemen untuk mendukung implementasi budaya keamanan di lingkungan SPTP Group.

Pembentukan tim ini merupakan bagian dari upaya Pelindo untuk mewujudkan kegiatan operasional terminal peti kemas yang aman dan lebih efektif. Hal ini mengingat kegiatan operasional terminal peti kemas memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.

Direktur Pengelola PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Putut Sri Muljanto, mengungkapkan bahwa 'safety' merupakan hal penting dalam kegiatan operasional pelabuhan. Baik terminal peti kemas maupun untuk non peti kemas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sambutannya saat membuka acara Safety Transformation SPTP 2023, di Bogor, Selasa (10/10), ia menyebutkan bahwa keberadaan 'safety culture' menjadi penting mengingat kegiatan operasional pelabuhan memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.

"Perlu adanya kepedulian dari seluruh pekerja, karena 'safety' berangkat dari masing-masing individu untuk menjalankan kegiatan dengan benar dan aman," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/10).

Menurut Putut, untuk mendukung terminal yang mengedepankan aspek keselamatan, juga perlu didukung dengan perbaikan operasional terminal.

Terutama operasional yang terstandar dan sesuai dengan kaidah yang berlaku di dunia kepelabuhanan internasional. Termasuk juga kepedulian terhadap perawatan peralatan dan fasilitas yang ada di dalam terminal.

Direktur Utama PT Pelindo Terminal Petikemas, M. Adji, menambahkan 'safety culture' membutuhkan komitmen yang kuat dari pucuk pimpinan perusahaan. Pimpinan harus memiliki 'roadmap' dan menjadi contoh langsung dalam penerapan 'safety' di lingkungan SPTP Group.

"Safety ini merupakan bagian dari roadmap transformasi SPTP, karena di dalamnya ada kegiatan untuk mengubah perilaku pekerja. Di mana hal itu membutuhkan komitmen dan contoh dari pimpinan perusahaan," ujarnya.

Dia juga menyebut terdapat 3 hal yang menjadi 'quick win' penerapan aspek keselamatan, yakni induksi keselamatan (safety induction), sterilisasi terminal peti kemas, dan pemenuhan kebutuhan minimum dalam menunjang 'safety' di terminal peti kemas.

Lebih lanjut, Adji menyebut bahwa 90 persen kecelakaan kerja di area terminal peti kemas disebabkan perilaku tidak aman dari pekerja. Sementara sisanya sebesar 10 persen disebabkan kondisi tidak aman.

Maka dari itu, SPTP berfokus dalam mengubah perilaku pekerja yang berorientasi pada aspek keselamatan saat bekerja.

"Dalam penerapan di lapangan kami menyiapkan 48 Safety Champion diharapkan dapat mempengaruhi semua pihak yang berkegiatan di dalam area terminal untuk mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja," ujar Adji.

Di sisi lain, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong, Jece Julita Piris, menyebut implementasi 'safety' di TPK Sorong saat ini sudah semakin baik.

Para pekerja, khususnya tenaga kerja bongkar muat yang bekerja di TPK Sorong, sudah semakin memahami pentingnya keselamatan dalam bekerja di area terminal. Menurutnya, untuk menjadikan 'safety' sebagai budaya dalam bekerja diperlukan ketegasan pengelola terminal.

"Pelindo di TPK Sorong saat ini sudah tegas terhadap para pekerja yang berkegiatan di dalam terminal. Mereka juga diberikan pengetahuan atau sosialisasi terkait 'safety' termasuk juga penggunaan alat pelindung diri dalam melaksanakan pekerjaan di dalam terminal peti kemas," sebut Jece.

Langkah strategis yang diambil oleh SPTP ini diharapkan dapat mewujudkan budaya keamanan yang kuat di lingkungan perusahaan. Dengan terus meningkatkan komitmen dan upaya dalam menerapkan 'safety culture', diharapkan kegiatan operasional terminal peti kemas di Indonesia dapat berjalan dengan aman dan lancar.

(rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER