Dirut Pamer Lonjakan Market Cap BSI ke Kementerian BUMN

CNN Indonesia
Rabu, 11 Okt 2023 19:10 WIB
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengklaim bank syariah pelat merah itu menyumbang keuntungan hingga Rp60 triliun kepada Kementerian BUMN. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi mengatakan bank syariah pelat merah mengalami akumulasi kenaikan market cap hingga Rp60 triliun sejak melantai di bursa pada 2018.

Hal itu, kata Hery, berdasarkan market cap BSI yang mulanya melantai di bursa (initial public offering/IPO) pada 9 Mei 2018 sebesar Rp4,96 triliun. Lalu, market cap emiten berkode BRIS ini menyentuh Rp72,19 triliun per 10 Oktober 2023.

"Jadi Kementerian BUMN dapat duit Pak (Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga) sekitar Rp60 triliun lebih. Kekayaan negara bertambah sejak merger. Ini berkahnya banyak," katanya dalam Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (10/10).

"Sekarang kalau di dunia market cap kita nomor 13. Mimpi BSI pada 2025 nyelip di tengah, masuk salah satu bank syariah terbesar dunia dalam top 10," lanjut Hery.

Dikutip dari situs resmi perusahaan, BSI adalah bank hasil merger antara PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan izin merger tiga bank syariah milik pemerintah ini pada 27 Januari 2021 melalui surat Nomor SR-3/PB.1/2021.

Lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan BSI pada 1 Februari 2021.

Komposisi pemegang saham BSI adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50,83 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,85 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,25 persen. Sedangkan sisanya dimiliki pemegang saham lain masing-masing di bawah 5 persen.

Terlepas dari itu, BRI dan BNI dikabarkan akan segera hengkang dari BSI. Kementerian BUMN menyebut ada 20 persen saham gabungan kedua bank tersebut yang bakal didivestasi.

"Terkait divestasi, BSI ini kan bank Tbk, itu regulatornya banyak. Ada OJK, pasar modal (Bursa Efek Indonesia), dan Bank Indonesia. Jadi hal-hal sensitif saya tidak bisa saya sampaikan di sini. Kalau mau dapat cerita lebih komplit datang ke Pak Rosan, Wamen (BUMN) II. Karena kalau saya ngomong, kamu tulis, OJK menyemprit saya itu," tutur Hery.

Hery menyebut dirinya bukanlah pemegang saham di BSI, melainkan hanya menjalankan operasional perusahaan. Ia menyebut Kementerian BUMN yang berhak menjelaskan kelanjutan divestasi saham tersebut.

Ia lantas berkelakar kepada Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga yang tiba-tiba hilang dari diskusi tersebut. Hery menyebut mungkin Arya takut untuk ditanya.

"Kalau disuruh ini (divestasi) ya jalankan, termasuk (merger BSI dengan) BTN Syariah. Bohirnya bilang maju ya maju, mundur ya mundur, tahan ya tahan," tutupnya.


Catatan Redaksi: Redaksi mengubah judul pada berita ini pada Kamis (12/10) usai mendapatkan informasi terbaru dari narasumber.

(skt/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK