Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu biang kerok banyak pembatalan penerbangan di Indonesia pada September 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan penurunan jumlah penumpang terjadi secara bulanan (month to month/mtm) pada moda angkutan udara domestik, angkutan udara internasional, dan angkutan laut domestik.
Padahal, penumpang seluruh moda transportasi meningkat secara tahunan (year on year/yoy).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat secara historis, September ini merupakan periode low season bagi penerbangan dan pelayaran sehingga tentunya berdampak pada penurunan jumlah penumpang angkutan udara dan angkutan laut domestik," tuturnya dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/11).
"Kemudian, kita ketahui adanya fenomena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah. Ini tentunya juga berdampak pada penundaan atau pembatalan penerbangan sehingga berpengaruh terhadap penurunan jumlah penumpang angkutan udara," sambung Pudji.
Namun, ia tak merinci jumlah penerbangan yang terdampak masalah itu. Di lain sisi, BPS mencatat hanya moda angkutan kereta api yang mengalami peningkatan penumpang secara bulanan. Setidaknya ada tiga alasan mengapa moda KA mengalami peningkatan.
Pertama, peningkatan penumpang KA jarak jauh, seperti kereta api Jawa. Pudji mencontohkan salah satu lonjakan penumpang dialami di periode libur Maulid Nabi pada September 2023.
"Kedua, kami juga mencatat peningkatan jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek. Ketiga, peningkatan jumlah penumpang juga terjadi pada stasiun-stasiun yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, seperti LRT di Jabodetabek," tutupnya.