Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung tabiat pengusaha swasta yang terkadang ingin mengatur negara.
Watak buruk swasta ini dibongkar Jokowi di hadapan 100 CEO yang diajaknya berkeliling ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Ia mencontohkan kasus saat swasta menggarap potensi minyak mentah di Guyana, Amerika Selatan.
"Ditemukan potensi minyak (di Guyana), digarap oleh swasta. Bukan oleh BUMN (negara), maaf Pak Erick (Menteri BUMN Erick Thohir), tapi difasilitasi dan diatur oleh pemerintah. Itu yang benar," kata Jokowi di Kawasan IKN, Kalimantan Timur, Kamis (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, jangan sampai, di sini tuh (Indonesia) kadang-kadang swasta juga pengin mengatur (negara). Yang tertawa itu pasti sudah pernah mengatur. Gak, yang benar itu silakan garap swasta, tapi pemerintah fasilitasi dan mengatur," sambungnya menimpali bos-bos perusahaan swasta yang tertawa.
Akan tetapi, Jokowi mengakui bahwa negara tak bisa berdiri sendiri. Ia mencontohkan bagaimana duit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tak mungkin semuanya dihamburkan untuk membangun IKN.
Oleh karena itu, Jokowi menargetkan keterlibatan swasta hingga 80 persen dari kebutuhan investasi US$33 miliar. Para pengusaha atau private sector tersebut bisa berinvestasi di IKN dengan skema public-private partnership (PPP).
"Dan yang gak senang (dengan pembangunan IKN), setelah pemerintah memulai 2 tahun lalu, pertengahan tahun ini (2023) sudah mulai swasta masuk, swasta masuk, swasta masuk. Peletakkan batu pertama, groundbreaking, groundbreaking, selalu (begitu) terus. Saat ini masih kita rem, yang diprioritaskan dari dalam negeri dulu," pamer Jokowi.
Padahal, menurutnya investor asing sudah banyak yang lirik-lirik. Jokowi mencatat setidaknya ada 320 investor dari negara luar yang sudah menandatangani letter of interest (LOI) untuk membangun di IKN.
Jokowi lantas meluruskan persepsi liar yang mengira IKN akan jadi seluruhnya pada 2024. Ia menegaskan tahun depan baru akan direncanakan upacara memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79.
"Tahun depan banyak yang berpikir IKN jadi, siapa yang ngomong? Tahun depan kita mau upacara di IKN. Lapangan dan rumputnya sudah ditanam, pasti rampung. Kalau yang lain-lain itu bisa 15 tahun, supaya tahu dan enggak terjadi miss. Itu 15 tahun kurang lebih, tapi bisa maju kalau swastanya ngebut, tiap bulan groundbreaking 10, 15, atau 20 proyek. Itu baru akan cepat," tutupnya.