Wanita terkaya di Asia, Yang Huiyan, kehilangan 90 persen hartanya selama dua tahun terakhir. Hal itu lantaran sektor real estate China diguncang krisis keuangan.
Dilansir dari Forbes, Kamis (9/11), pimpinan perusahaan real estate kenamaan Country Garden itu kini hanya memiliki kekayaan senilai US$3,6 miliar atau sekitar Rp56,31 triliun (asumsi kurs Rp15.642 per dolar AS).
Kekayaan Yang anjlok setelah dirinya terlilit utang. Perusahaan yang ia pimpin gagal bayar bunga obligasi dolar untuk pertama kalinya pada pertengahan Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbas kekayaan yang merosot tersebut, Yang Huiyan turun peringkat dari 24 menjadi 93 orang terkaya di China.
Yang mewarisi kekayaan ketika ayahnya, pendiri Country Garden Yang Guoqiang, mengalihkan sahamnya kepadanya pada 2005.
Ia menjadi wanita terkaya di Asia dua tahun kemudian setelah penawaran umum perdana pengembang di Hong Kong.
Badai memang tengah melanda sektor properti China. Satu persatu raksasa real estate di Negeri Tirai Bambu bertumbangan dan mengancam ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut
Alarm mulai berbunyi saat salah satu perusahaan properti terbesar China, Evergrande Group, terancam gagal bayar utang pada 2021 lalu. Padahal, selama bertahun-tahun ekonomi China mendapat dorongan besar dari 'booming' properti.
Evergrande babak belur hingga tersungkur kebijakan Beijing yang ingin mengerem pinjaman berlebihan perusahaan properti dan tingginya harga rumah. Kondisi diperparah oleh menurunnya permintaan di tengah pandemi covid-19.
Tahun ini, kondisi sektor properti China belum membaik, malah memburuk. Baru-baru ini, utang yang membelit Country Garden sebesar US$191,7 miliar atau setara Rp2.931 triliun membuat nyaris sejuta rumah di China mangkrak dan para pekerjanya tak digaji.
(mrh/pta)