Universitas Pertamina (UPER) berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu mendukung transisi energi dan dekarbonisasi. Hal ini disampaikan oleh Ketua Advisory Board UPER yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam rapat perdana Advisory Board UPER.
Nicke mengatakan, transisi energi dan dekarbonisasi merupakan tantangan global yang membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Salah satu tantangan terbesar dalam transisi energi adalah ketersediaan SDM yang kompeten.
"Teknologi bisa bekerja sama dengan pihak lain. Bila ada sumber daya dan pasar, maka pendanaan bisa diperoleh. Namun SDM tidak tergantikan, harus SDM Indonesia yang kita kembangkan. Di sinilah Universitas Pertamina harus berperan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan LinkedIn Global Skills 2023, kebutuhan global terhadap green skills mencapai 40 persen, namun hanya 13 persen angkatan kerja dunia yang memiliki green skills yang dicari.
Kendati pada 2023 terdapat kenaikan jumlah tenaga kerja bidang sustainability sebesar 12 persen. Nyatanya belum mampu memenuhi kebutuhan pekerjaan bidang sustainability yang setiap tahun meningkat 22,7 persen.
Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, Rektor UPER, Wawan Gunawan, menyebutkan UPER telah mengembangkan kurikulum yang berbasis pada learning outcome dan sejumlah program yang dapat meningkatkan kapasitas lulusan untuk menjawab isu keberlanjutan.
"Melalui penerapan kurikulum pembangunan berkelanjutan, mahasiswa turut dilibatkan dalam kolaborasi riset bersama industri dan pengabdian masyarakat," sebutnya.
"Mereka juga disiapkan untuk jadi lulusan yang kompetitif melalui program Lulusan Merah Putih, yaitu program penyiapan mahasiswa memanfaatkan kesempatan berkarir di Pertamina grup melalui pelatihan dan mentoring oleh pelaku industri," lanjut dia.
Di samping itu, UPER juga tengah membangun kampus vokasi di IKN. Kampus vokasi ini akan fokus pada pengembangan SDM di bidang energi terbarukan dan konservasi energi.
Anggota Advisory Board universitas yang juga Dirjen Minyak dan Gas Bumi KESDM, Tutuka Ariadji, menyambut baik rencana pembangunan kampus vokasi Universitas Pertamina di IKN.
"Pendirian multi-campus di IKN akan mendayagunakan kekuatan jejaring Pertamina Group. Universitas Pertamina harus mengoptimalkan proses hilir migas menjadi keunggulan komparatif universitas," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Guru Besar Universitas ITB, Djoko Santoso, mengungkapkan bahwa pendidikan bidang energi akan tetap relevan ke depan, meski dunia menuju ke arah energi berkelanjutan. Oleh karena itu, UPER diharapkan mengambil andil besar dalam meningkatkan kualitas SDM yang memiliki green skills.
"Perkembangan ekonomi akan berdampak pada penggunaan energi yang lebih besar. Akibatnya emisi per kapita juga meningkat. Universitas Pertamina berperan untuk mendidik SDM yang mampu mendukung transisi energi dan dekarbonisasi. Sehingga kita bersama menuju Net Zero Emission (NZE)," papar dia.
Senada, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan kompetensi sustainability skills berperan dalam mendukung pencapaian visi NZE Pemerintah Indonesia 2050.
"Sejalan dengan fokus di bidang sustainability ini, Pertamina melalui Universitas Pertamina mendorong penguasaan praktik keberlanjutan dari para mahasiswa, sehingga dapat berkontribusi dalam mencapai NZE," tuturnya.
Sebagai informasi, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di UPER. Bagi calon mahasiswa yang tertarik, dapat mengakses informasi selengkapnya melalui laman ini.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, UPER optimis dapat menyiapkan SDM unggul yang mampu mendukung transisi energi dan dekarbonisasi. Hal ini penting untuk memastikan Indonesia dapat mencapai target NZE 2060 sesuai dengan komitmen Pertamina Group.
(rir)