PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) membuka layanan bongkar muatan selama 24 jam non stop guna mempercepat beras impor masuk Indonesia. Pelabuhan itu ada di ujung Timur hingga Barat Indonesia.
"Pola pemberian layanan operasional 24/7 atau non stop sudah Pelindo terapkan sejak beberapa tahun lalu," kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dalam keterangan tertulis, Minggu (12/11).
Arif kemudian berujar, "Waktu kerja ini berlaku untuk semua jenis komoditas yang akan dibongkar muat, termasuk beras."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengungkapkan langkah tersebut diterapkan untuk memastikan kelancaran arus barang di pelabuhan tetap terjamin.
Menurut catatan Pelindo dari Januari hingga Oktober 2023, mereka telah melakukan bongkar beras impor di 16 pelabuhan yang dikelola.
Lihat Juga : |
Pelabuhan itu di antaranya dilakukan di Pelabuhan Panjang, Bitung, Tanjung Wangi, Teluk Bayur, Tanjung Perak (Jamrud), Lhoksumawe, Malahayati, Belawan, Dumai, Tenau Kupang, Tanjung Emas, Tanjung Priok, Balikpapan, Ambon, Sorong dan Papua.
Sepanjang tahun ini, Pelindo juga melaporkan 138 kapal dan volume beras yang dibongkar yakni 1.431.615 ton.
"Di manapun proses bongkar beras dilakukan, pelabuhan yang dikelola Pelindo pada prinsipnya siap memberikan layanan 24/7 dan tentunya kelancaran arus barang ini dapat terwujud jika seluruh elemen yang terkait juga dapat memberikan pola waktu kerja yang sama," ungkap Arif, dikutip Detik Finance.
Lebih lanjut, Arif mengungkapkan layanan 24/7 pelabuhan ini harus diimbangi pihak-pihak terkait termasuk Bulog yang menyiapkan gudang-gudang beroperasi 24 jam.
Dengan demikian, arus pembongkaran bakal berjalan lebih lancar dan penyimpanan beras yang didistribusikan ke masyarakat akan terjamin.
Sebelumnya, Bulog telah meneken kontrak impor beras sebesar 1 juta ton. Jumlah itu akan dikirim secara bertahap, di batch pertama sekitar 600 ribu ton dan pengiriman selanjutnya sebesar 400 ribu ton.
Pemerintah memutuskan untuk melakukan impor beras lantaran produksi lokal masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat.
Dari tahun 2018 hingga 2022, produksi beras nasional hanya stagnan di angka 31,93 juta ton per tahun. Di sisi lain, jumlah penduduk terus mengalami penambahan sekitar 2,9 juta jiwa per tahun.
(isa/mik)