Blak-blakan BI soal Strategi 'Bentengi' Rupiah dari Gejolak-Tekanan

CNN Indonesia
Senin, 13 Nov 2023 20:10 WIB
BI membantah menguras cadangan devisa demi menyelamatkan rupiah supaya terhindar dari keterpurukan ke level Rp16 ribu per dolar AS. (ANTARA FOTO/RENO ESNIR).
Raja Ampat, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) blak-blakan soal strategi mereka dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, termasuk saat mata uang Garuda beberapa waktu lalu hampir terperosok ke Rp16 ribu.

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso mengatakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan lembaganya tidak dilakukan dengan asal. 

Saat rupiah melemah tajam mendekati Rp16 ribu belakangan ini misalnya, BI tidak sembarangan menggunakan cadangan devisa untuk mengintervensinya. Cadangan devisa hanya digunakan seperlunya saja demi menjaga keyakinan investor bahwa BI hadir di pasar.

Selain itu cadangan devisa juga selalu dijaga BI di batas level aman sesuai standar internasional; cukup paling tidak untuk membiayai 3 bulan impor.

"Yang ingin kami luruskan, banyak yang menduga BI habis-habis intervensi di pasar spot supaya rupiah kembali menguat sehingga cadangan devisa habis, itu tidak benar. Pasar spot kita sehari turn over-nya US$2 miliar-US$3 miliar. Bisa dibayangkan kalau memang BI itu mati-matian atau sangat agresif dalam sekejap cadangan devisa kita akan habis," katanya di Raja Ampat, Papua Barat Daya pada akhir pekan kemarin.

"Tidak mungkin juga BI nombokin terus menerus supaya rupiah menguat," imbuhnya.

Selain cadangan devisa, sambung Ramdan, BI sejatinya punya strategi lain dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, terutama membentenginya dari pelemahan tajam. Salah satunya memanfaatkan pasokan dolar yang berasal dari pasar keuangan.

Ia mengatakan sumber dolar AS itu berasal dari dua pundi-pundi. Pertama, dari para eksportir.

Kedua, dari investor asing yang membeli aset rupiah baik dalam bentuk surat berharga negara, saham atau instrumen lain.

"Dia pasti beli itu dengan jual dolar, dari eksportir juga sama. Maka itu supaya dua sumber itu bisa masuk, kita kan harus beri keyakinan; BI ada di pasar, jaga psikologi dengan menjaga stabilitas nilai tukar sehingga bagi eksportir misalnya stabilitas itu  bisa membuat mereka yakin kalau dia jual di level harga itu, mereka tidak rugi," katanya.

Nilai tukar rupiah terus melemah beberapa waktu belakangan ini. Data BI per 8 November lalu, rupiah sudah merosot 0,52 persen (year to date). 

Ramdan mengatakan pelemahan itu salah satu sumber terbesarnya datang dari pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral AS The Fed.

Selain itu, pelemahan juga dipicu oleh kenaikan indeks dolar. Meskipun demikian, Ramdan mengatakan pelemahan sejatinya tak hanya terjadi pada rupiah, tapi juga terjadi pada sejumlah mata uang negara lain.

Bahkan kalau boleh dikatakan, rupiah masih perkasa dibandingkan dengan mata uang negara lain. Ambil contoh saja misalnya, pada periode yang sama, yen Jepang melemah 13,15 persen, won Korea melemah 3,44 persen, ringgit Malaysia 5,94 persen. 



(agt/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK