Nilai tukar rupiah bertengger di Rp15.695 per dolar AS pada Selasa (14/11) pagi. Mata uang Garuda menguat 6 poin atau plus 0,04 persen dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.
Kendati, mata uang Asia mayoritas loyo. Yen Jepang turun 0,01 persen, yuan China minus 0,02 persen, ringgit Malaysia jatuh 0,03 persen, peso Filipina ambruk 0,06 persen, dolar Singapura melemah 0,09 persen, dan baht Thailand amblas 0,21 persen.
Sedangkan penguatan dialami dolar Hong Kong dan rupee India yang naik 0,02 persen serta won Korea Selatan plus 0,15 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, mata uang utama negara maju juga dominan lesu. Poundsterling Inggris turun 0,06 persen, euro Eropa mandek, franc Swiss layu 0,06 persen, dolar Australia turun 0,02 persen, dan dolar Kanada macet.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong meramal rupiah akan menguat hari ini. Penguatan mata uang Garuda ditopang koreksi imbal hasil obligasi AS jelang rilis data inflasi Negeri Paman Sam tersebut.
"Namun, penguatan akan terbatas. Investor juga mengantisipasi data neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan akan kembali melanjutkan surplus walau ekspor dan impor diperkirakan kembali turun," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp15.650 sampai Rp15.750 per dolar AS pada hari ini.