Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah beserta jajaran dipanggil Komisi IX DPR RI, Selasa (14/11) ini. Pemanggilan atau rapat kerja itu bertujuan untuk membahas tiga poin diskusi.
Pertama, progres capaian kebijakan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dalam pemenuhan link and match, perluasan kesempatan kerja di dalam negeri, perluasan pasar kerja di luar negeri, pengembangan talenta muda, dan pengembangan digital ketenagakerjaan.
Kedua, monitoring dan evaluasi program sistem penempatan kerja satu kanal (SPSK) untuk penempatan ke Timur-Tengah dan kawasan lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga, evaluasi program perluasan kesempatan kerja terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) dan target perluasan kerja dalam investasi 2024.
Dalam rapat tersebut, Ida mengungkapkan tantangan ketenagakerjaan di Indonesia. Ia mengungkapkan pasar tenaga kerja saat ini menampung banyak lulusan SMA, SMK, atau MA yang tak terserap perguruan tinggi.
Ida memaparkan saat ini sebanyak 1,8 juta lulusan SMA terpaksa masuk pasar tenaga kerja. Namun, lulusan SMA itu menghadapi tantangan besar lantaran pasar tenaga kerja membutuhkan pegawai yang menguasai skill digital.
Sementara, para lulusan SMA ini belum memiliki kemampuan tersebut.
"Keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum, sehingga terjadi kesenjangan sisi supply dan demand," kata Ida.
Ia lantas mengatakan di masa mendatang pola permintaan tenaga kerja akan lebih banyak pekerjaan yang bersentuhan dengan pemanfaatan teknologi digital.
Selain itu, sisi soft skill seperti kemampuan analitis, orientasi penyelesaian masalah, kreativitas, dan komunikasi juga akan sangat dibutuhkan.
Ida pun merinci sejumlah keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini. Berikut daftarnya:
- Creative thinking kebutuhannya 73,2 persen
- Analytical thinking kebutuhannya 71,6 persen
- Technological literacy kebutuhannya 67,7 persen
- Curiosity and lifelong learning kebutuhannya 66,8 persen
- Resilience, flexibility and agility kebutuhannya 65,8 persen
- Systems thinking kebutuhannya 59,9 persen
- AI and big data kebutuhannya 59,5 persen
- Motivation and self awareness kebutuhannya 58,9 persen
- Talent management kebutuhannya 56,4 persen.
(mrh/pta)