ESDM Keluarkan Jurus Baru Tangkal Buangan Stok AC Negara Maju
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) punya jurus baru agar Indonesia tak menjadi tempat pembuangan air conditioner (AC) dari negara maju.
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM melihat negara maju kerap membuang stok AC-nya ke Indonesia dan negara berkembang lainnya. Stok yang dibuang adalah AC dengan nilai standar kinerja energi minimum (SKEM) rendah.
Oleh karena itu, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi memperbarui nilai SKEM untuk AC dan mesin pendingin lainnya. Yudo mengklaim Indonesia sekarang menjadi salah satu negara ASEAN dengan nilai SKEM tertinggi.
"Kami akan terus mengantisipasi isu dumping AC ini," kata Yudo dalam keterangan resminya, Selasa (14/11).
Berdasarkan data EBTKE, sambung Yudo, penerapan SKEM AC selama periode 2021 sampai semester I 2023 telah mampu menghemat energi 2,6 terawatt hour (TWh). Selain itu, penerapan itu membantu penurunan emisi CO2 sebesar 2,4 juta ton, serta menghemat biaya tagihan listrik Rp3,76 triliun.
Yudo menyebut nilai terbaru SKEM di Indonesia diatur dalam keputusan menteri ESDM yang diteken pada 23 Oktober 2023 lalu. Nilai SKEM berdasarkan cooling performance seasonal factor (CSPF) di Indonesia paling rendah 3,4 atau lebih tinggi dari Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
SKEM pada AC umumnya ditunjukkan dengan simbol bintang, yakni maksimal 4. Semakin banyak bintangnya, berarti AC atau mesin pendingin itu bagus dan hemat energi.
Selain terus mereviu secara berkala nilai SKEM, Yudo mengatakan Kementerian ESDM akan melakukan giat lain. Mulai dari pengawasan AC impor bersama Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan hingga kampanye hemat energi.