RI Dapat Utang ADB Rp7,7 T Buat Sejahterakan Guru-Garap Kartu Prakerja
Indonesia mendapatkan pinjaman US$500 juta atau sekitar Rp7,7 triliun (asumsi kurs Rp15.485 per dolar AS) dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ ADB).
Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga mengatakan ini adalah pinjaman kedua yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo dan jajaran.
Pinjaman pertama digelontorkan pada 2021 yang dinilai ADB berhasil dimanfaatkan Indonesia.
"Program ini adalah komitmen ADB untuk meneruskan kerja sama erat jangka panjang dengan Pemerintah Indonesia guna membantu membangun sistem kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial yang tangguh dan responsif agar dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan," kata Jiro dalam keterangan resmi, Rabu (15/11).
Lihat Juga : |
Menurut Tominaga, membalikkan kemunduran pembangunan manusia dan produktivitas akibat pandemi covid-19 adalah salah satu prioritas ADB dalam membantu anggota negara berkembang.
Salah satu yang disorot ADB adalah pendidikan hingga peningkatan keterampilan masyarakat Indonesia melalui program Kartu Prakerja.
ADB menilai pelatihan dalam program ini bisa membantu mereka yang masih menganggur.
Bank Pembangunan Asia juga menyinggung soal pemberdayaan guru. ADB mengatakan para tenaga pendidik itu dilatih kepemimpinan hingga difasilitasi.
"Lebih dari 30 ribu orang guru yang mayoritas adalah perempuan telah dilatih sebagai 'pemimpin pembelajaran', yaitu bagian dari program Guru Penggerak," tulis keterangan ADB.
"Sementara itu, 2,9 juta guru diberi akses ke platform digital yang memberikan sumber daya belajar mengajar melalui ponsel pintar, laptop, dan komputer desktop," lanjutnya.
Ada juga peningkatan akses kesehatan yang dilakukan dari pinjaman ini.
Selain itu, Indonesia dianggap sudah mampu meningkatkan layanan perlindungan sosial untuk kelompok miskin dan rentan melalui berbagai cara, termasuk pemberian bantuan langsung tunai (BLT).