Dirut Ungkap Kinerja Pertamina, Transisi Energi hingga Distribusi BBM
PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa proyek revitalisasi kilang tak hanya diarahkan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi, melainkan juga memproduksi produk energi hijau seperti petrokimia, serta gas dan turunannya.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, arahan tersebut sejalan dengan transisi energi yang tengah digiatkan perseroan dalam dua tahun terakhir.
"Jadi kami prioritaskan adalah kita melakukan revitalisasi, meningkatkan kualitas kilang yang ada, karena kilang-kilang dibangun sudah cukup lama," kata Nicke pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (21/11).
Nicke menyebut, Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan sudah beroperasi sejak Juni 2022, memampukan kapasitas produksi nasional bertambah sebanyak 25 ribu barel per hari.
"Saat ini, sedang berjalan RDMP Balikpapan dengan dua milestone, yaitu menambah kapasitas kilang 100 ribu barel per hari dan meningkatkan kualitas BBM dari standar Euro 2 menjadi Euro 5," lanjutnya.
Pada saat bersamaan, Pertamina juga tengah mengembangkan proyek Green Refinery di Kilang Cilacap, Plaju dan Dumai, ditambah pembangunan Petrochemical Complex di Balongan dan TPPI, serta hilirisasi gas di Bintuni dan Bojonegoro.
Di hadapan Komisi VII DPR RI, Nicke kemudian melanjutkan paparan terkait strategi dan capaian produksi minyak dan gas, penyaluran BBM dan LPG subsidi, hingga kesiapan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.
Adapun upaya pengendalian penyaluran BBM dan LPG subsidi yang dilakukan bersama instasi lain berhasil mengadakan penghematan sebesar 1,3 juta kilo liter (KL) untuk solar subsidi dan 1,7 juta KL untuk Pertalite.
Sementara terkait potensi over kuota BBM dan LPG subsidi, Nicke menyatakan bahwa hal itu dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi positif nasional.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik ini, ada kemungkinan terjadinya over kuota yaitu untuk Solar dan LPG. Walaupun over kuota, serta ada peningkatan dari volume, tetapi dari sisi kebutuhan anggaran sangat aman," ujarnya.
Adapun produksi migas Pertamina secara garis besar tercatat bertumbuh rata-rata 8 persen.. Nicke menyebut, hal itu merupakan dampak dari pengeboran yang dilakukan Pertamina secara masif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
"Saat ini, secara keseluruhan Pertamina mengelola 30 persen blok migas nasional, namun kontribusi dalam produksi migas nasional mencapai 68 persen," papar Nicke.
Merespons penjabaran Nicke yang didampingi CEO Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina Taufik Aditiyawarman, CEO Subholding Commercial & Trading Pertamina Riva Siahaan, serta CEO Subholding Upstream Wiko Migantoro, Komisi VII DPR RI menyampaikan apresiasi atas capaian Pertamina.
"Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi," kata Nicke.
(rea/inh)