Produksi Beras Meningkat Januari 2024, BPS Berharap Harga Segera Turun

CNN Indonesia
Jumat, 01 Des 2023 11:45 WIB
BPS memperkirakan produksi padi meningkat mulai Januari 2024. Dengan proyeksi itu, mereka berharap harga beras bisa terkendali.
BPS memperkirakan produksi padi meningkat mulai Januari 2024. Dengan proyeksi itu, mereka berharap harga beras bisa terkendali. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi meningkat mulai Januari 2024. Dengan proyeksi itu, mereka berharap harga beras yang belakangan ini terus merangkak naik bisa terkendali.

"Kalau melihat tren produksi padi nasional akan terjadi peningkatan sekitar Januari sampai Maret tahun depan. Jika produksi ini mampu memenuhi kebutuhan maka kemungkinan harga beras dapat dikendalikan," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisi Statistik Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, Rabu (1/12).

"Kita berharap di tahun depan tidak terjadi lagi kenaikan beras seperti yang terjadi tahun ini,"tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPS mencatat harga beras eceran naik 0,43 persen secara month to month (mtm) atau 19,20 persen secara year on year (yoy) pada November 2023.

Edy mengatakan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di tingkat eceran, melainkan juga di level grosir yang naik 0,49 persen (mtm) dan 21,5 persen (yoy).

Namun, harga beras di tingkat penggilingan dan gabah di tingkat petani justru turun.

Harga beras di tingkat penggilingan turun 0,50 (mtm). Sementara harga gabah kering panen (GKP) menurun 1,94 persen secara bulanan dan gabah kering giling (GKG) menurun 1,45 persen secara bulanan.

Di sisi lain, BPS mencatat inflasi November 2023 sebesar 2,86 persen secara tahunan. Sedangkan inflasi bulanan terealisasi 0,38 persen.

Edy mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara yoy dari 115,64 menjadi 116,08.

[Gambas:Video CNN]

"Jika dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,71 persen dengan andil 1,72 persen terhadap inflasi umum," ujarnya.

"Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras, yaitu dengan andil 0,58 persen, cabai merah 0,19 persen, rokok kretek filter 0,18 persen, cabai rawit 0,10 persen, dan daging ayam ras 0,08 persen," rincinya.



(fby/agt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER