Israel Selidiki Dugaan Pelaku Pasar Saham Tahu Rencana Serangan Hamas

CNN Indonesia
Rabu, 06 Des 2023 06:32 WIB
Investor diduga tahu rencana serangan Hamas lantaran terjadi aksi short selling besar-besaran di pasar modal Israel jelang peristiwa itu.
Terjadi aksi short selling besar-besaran di pasar modal Israel sebelum serangan Hamas. (Foto: iStock/sankai)
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel sedang menyelidiki klaim para peneliti AS yang menyebut para investor mungkin telah mengetahui rencana serangan Hamas pada 7 Oktober.

Riset tersebut menduga para investor menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keuntungan dari sekuritas Israel, dengan aksi short selling.

"Masalah ini diketahui oleh pihak berwenang dan sedang diselidiki oleh semua pihak terkait," kata pihak Bursa Efek Tel Aviv (TASE) kepada Reuters, Selasa (5/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas pengawas pasar modal Israel tak memberikan penjelasan, begitu pula kepolisian setempat.

Peneliti dari New York University bernama Robert Jackson Jr dan Joshua Mitts dari Columbia University menemukan adanya gerak-gerik mencurigakan di pasar modal Israel sebelum serangan terjadi. Terjadi aksi short selling yang signifikan menjelang serangan Hamas.

Para investor dicurigai sudah memprediksi harga saham tertentu akan turun sehingga melakukan short selling. Keuntungan didapat berasal dari selisih harga saham awal dan spekulasi penurunan yang akan timbul.

"Beberapa hari sebelum serangan (Hamas ke Israel), para trader tampak mengantisipasi kejadian yang akan datang," tulis riset tersebut.

"Dan tepat sebelum serangan itu, short-selling sekuritas Israel di Bursa Efek Tel Aviv (TASE) meningkat secara dramatis," tulis peneliti dalam laporan setebal 66 halaman.

Laporan tersebut mencatat short selling yang terjadi sebelum 7 Oktober 2023 menjadi yang terbesar dibandingkan krisis lain, seperti krisis keuangan 2008, perang Israel-Palestina 2014, dan pandemi covid-19.

Duo peneliti juga memperkirakan keuntungan besar yang diperoleh investor berdasarkan short selling di saham Leumi, bank terbesar di Israel.

Tercatat ada 4,43 juta lembar saham yang diperdagangkan dengan skema short selling pada 14 September 2023 hingga 5 Oktober 2023.

Adapun keuntungan yang didapatkan investor ditaksir mencapai US$862 juta atau setara Rp13,3 triliun (asumsi kurs Rp15.502 per dolar AS).

[Gambas:Video CNN]

(skt/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER