Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo buka suara soal tambahan anggaran belanja Alutsista sebesar US$4,25 miliar atau setara Rp65,83 triliun (asumsi kurs Rp15.489 per dolar AS) menjadi Rp385 triliun pada 2024 yang dialokasikan di Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Tambahan anggaran itu disebut akan berasal dari pinjaman luar negeri.
Yustinus mengatakan rencana tambahan pinjaman luar negeri untuk Alutsista masih disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas. Setelah itu, Kemenkeu baru menyusun dari mana asal pinjaman serta tenornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang ini domainnya Kementerian Pertahanan dan Bappenas untuk menjelaskan karena ada di sana. Nanti Kemenkeu yang semacam menjembatani, memfasilitasi untuk mendapatkan kredit dengan pihak luar, tetapi ini belum sampai ke sana," kata Prastowo di sela Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) ke-12 di Bali, dikutip detikcom, Kamis (7/12).
Yustinus mengatakan Kemenkeu memastikan semua tata kelola utang tercatat di Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR). Terkait alasan menambah pinjaman luar negeri untuk belanja alutsista, Prastowo meminta ditanyakan langsung ke Kemenhan sebagai pemakai anggaran.
Sementara secara keseluruhan, Prastowo mengatakan kondisi utang masih aman. Hingga akhir Oktober 2023, utang pemerintah tercatat sebesar Rp 7.950,52 triliun atau 37,6 perseb terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Kami rasa tidak perlu dikhawatirkan, kita hati-hati dalam mengelola dan yang jelas manfaatnya. Sekarang itu kalau kita tunjuk aja makin mudah mana yang dibiayai dari utang. Jembatan, pelabuhan, jembatan itu sekarang sudah digunakan artinya manfaatnya dirasakan langsung masyarakat," katanya.
Anggaran belanja Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo Subianto tercatat naik dari US$20,75 miliar atau Rp321,4 triliun menjadi US$25 miliar atau Rp387,24 triliun pada 2024 nanti.
Dilansir Reuters, kenaikan anggaran belanja Kemhan disetujui dalam pertemuan antara Jokowi, Prabowo, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (29/11) lalu.
Sri Mulyani mengatakan kenaikan anggaran belanja Kemhan demi meningkatkan perangkat keras militer RI. Ini sebagai respons terhadap perkembangan geopolitik yang tengah terjadi di skala global.
"Kebutuhan tersebut dikemukakan oleh Kemhan. Mereka menganggapnya sebagai kebutuhan mengingat kondisi perangkat keras militer kita serta meningkatnya ancaman di tengah meningkatnya dinamika geopolitik dan geo-keamanan," ucapnya.
Menurutnya, penambahan anggaran belanja ini masih sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) sektor pertahanan hingga 2034 mendatang.
Adapun belanja alutsista dari pinjaman luar negeri sesuai 3 rencana strategis (Renstra) hingga 2034 mencapai US$55 miliar.