Rupiah Ambruk ke Rp15.622, Tertekan Data Ekonomi AS dan China
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.622 per dolar AS pada Senin (11/12). Mata uang Garuda turun 105 poin atau minus 0,68 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.614 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Mata uang di kawasan Asia juga mayoritas ditutup di zona merah. Dolar Singapura dan yuan China minus 0,15 persen, ringgit Malaysia jatuh 0,40 persen, baht Thailand dan peso Filipina ambruk 0,46 persen, won Korea Selatan amblas 0,74 persen, dan yen Jepang melemah 1,011 persen.
Penguatan hanya dialami dolar Hong Kong yang naik tipis 0,01 persen. Sedangkan rupee India terpantau macet.
Lihat Juga : |
Tak beda jauh, mata uang negara maju dominan lesu.
Poundsterling Inggris minus 0,08 persen, euro Eropa turun 0,10 persen, franc Swiss jatuh 0,02 persen, dolar Kanada mandek, dan dolar Australia amblas 0,31 persen.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menyebut rupiah melemah imbas rilis data ekonomi AS dan China.
"Rupiah dan mata uang regional pada umumnya melemah oleh penguatan dolar AS setelah data pekerjaan yang lebih kuat. Deflasi di China juga semakin menekan rupiah," katanya kepada CNNIndonesia.com.