Pemerintah bakal melanjutkan impor beras pada tahun ini untuk mengantisipasi dampak El Nino pada defisit neraca bulanan, serta adanya bantuan pangan beras alias bansos beras.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyebut impor dilakukan demi menjaga keseimbangan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
"Kita tidak bisa menunggu stok habis sehingga perlu antisipasi agar stabilitas pangan tetap terjaga. Jadi kita perlu siapkan beberapa bulan ke depan," katanya dalam keterangan resmi, Senin (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras bulanan pada Januari 2024 sebesar 0,9 juta ton dan Februari 2024 sebesar 1,3 juta ton. Angka ini berada di bawah rata-rata konsumsi beras bulanan, yakni sekitar 2,5 juta ton.
"Apalagi dampak El Nino terhadap penurunan produksi itu baru terasa dua atau tiga bulan berikutnya. Nah, pada saat yang sama kita juga terus menggulirkan bantuan pangan beras sebagai bantalan sosial bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk mengendalikan inflasi," pungkasnya.
Sebanyak 3 juta ton beras impor bakal membanjiri Indonesia tahun ini. Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Desember 2023 silam.
Jokowi menuturkan pemerintah melalui Perum Bulog telah menandatangani kontrak impor beras sebesar 1 juta ton dari India.
"Untuk 2024, Alhamdulillah kemarin Pak Kepala Bulog dari India sudah sampaikan ke saya, 'Pak, sudah tanda tangan 1 juta ton'," ungkap Jokowi dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di st Regis Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
Tak hanya 1 juta ton dari India, Jokowi juga bercerita dirinya berhasil mengamankan impor beras sebanyak 2 juta ton dari Thailand.
Kesepakatan impor beras Thailand ini dicapai saat pertemuannya dengan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin di KTT Asean-Jepang beberapa waktu lalu.
"Saya sampaikan keinginan untuk impor dari Thailand. Saya sampaikan Indonesia butuh 2 juta ton. Beliau siangnya kemudian dan timnya di Thailand sampaikan ke saya, sorenya 'Presiden Jokowi, 2 juta ton Thailand siap kirim ke Indonesia'," lanjut dia.
Jokowi menjelaskan upaya impor beras dari India dan Thailand ini ditempuh untuk mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan di tanah air.
"Untuk amankan cadangan strategis ketahanan pangan kita harus lakukan. Artinya kita sudah dapat tanda tangan, satu India, dua Thailand. Paling ndak, rasa aman kita dapat urusan pangan," tuturnya.
(pta)