Harga Minyak Menanjak Imbas Ketegangan di Timur Tengah

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jan 2024 10:22 WIB
Harga minyak menguat pada perdagangan Asia, Kamis (11/1) di tengah sentimen pasar terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agus Triyono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak menguat pada perdagangan Asia, Kamis (11/1). Penguatan imbas sentimen pasar terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kenaikan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS yang mendorong harga minyak turun sekitar 80 sen di sesi sebelumnya.

Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 20 sen, atau 0,28 persen, mencapai US$71,57 per barel pada pukul 02.02 GMT. Peningkatan juga terjadi pada minyak mentah berjangka Brent naik 21 sen, atau 0,27 persen, menjadi US$77,01 per barel.

Badan Informasi Energi (EIA) AS) melaporkan persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 1,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 5 Januari menjadi 432,4 juta barel.

Angka itu di atas ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebanyak 700 ribu barel.

"Fundamental yang bearish, termasuk persediaan yang lebih tinggi dan produksi yang lebih tinggi, berperan melawan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah," tulis analis IG dalam sebuah catatan.

Sejumlah analis memperkirakan harga akan berada di kisaran US$67-$77 dalam waktu dekat.

Pada Rabu kemarin, Kelompok Houthi yang berbasis di Yaman melancarkan serangan terbesar mereka terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah.

AS dan Inggris mengisyaratkan bahwa mereka akan mengambil tindakan lebih lanjut jika serangan terus berlanjut, dan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut penghentian segera serangan tersebut.

Serangan Israel di Gaza selatan dan tengah juga meningkat kemarin.

Sementara, Kantor Administrasi Bea Cukai China akan merilis data perdagangan Desember pada Jumat depan, yang memberikan gambaran setahun penuh mengenai keseluruhan permintaan di negara pembeli minyak terbesar di dunia tersebut.

Analis memperkirakan data menunjukkan bahwa impor barang Tiongkok naik 0,3 persen bulan lalu, setelah turun 0,6 persen pada November.



(sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK