Tak jelas kapan ia lahir, namun kesahihan bahwa ia masuk jajaran orang terkaya Timur Tengah tak terbantahkan. Namanya Abdulla bin Ahmad Al Ghurair.
Ia lahir sekitar tahun 1930-an, artinya kini ia berusia sekitar 94 tahun.
Klan Al Ghurair memang keluarga pebisnis di Uni Emirat Arab (UAE). Sejak negara itu masih bagian dari Trucial States di bawah proteksi Inggris, keluarga Al Ghurair sudah punya peran penting dalam ekonomi UAE.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi Ghurair memang kaya dari lahir dan berasal terlahir dari keluarga terpandang di UAE. Ayahnya, Ahmad Al Ghurair yang awalnya membangun bendera bisnis. Kemudian, gurita bisnisnya itu ia wariskan kepada lima putranya. Di antara lima bersaudara, Abdulla termasuk yang paling sukses.
Lihat Juga : |
Al Ghurair kini tinggal di Dubai. Ia menikah dan mempunyai empat anak. Putranya Abdul Aziz Al Ghurair adalah CEO Mashreqbank dan chairman Al Ghurair Investment.
Sayangnya, tak banyak informasi mengenai kehidupan personal maupun cerita sukses ia berbisnis. Al Ghurair nampaknya menghindari sorotan publik atau memang kala itu publikasi tak semasif dan semudah saat ini.
Meski mewarisi bisnis dan kekayaan dari ayahnya, Al Ghurair berhasil mengembangkan 'berkah' tersebut berlipat-lipat. Berkat kerja kerasnya, Forbes mencatat total kekayaan Al Ghurair sebesar US$3 miliar atau Rp46 triliun (asumsi kurs Rp15.530 per dolar AS).
Dengan kekayaan jumbo itu, Al Ghurair menjadi orang terkaya di UAE, serta terkaya dunia ke-892 versi Forbes.
Dari mana kekayaan itu ia pupuk?
Konglomerasi bisnisnya bak kaki gurita, menjamah berbagai sektor antara lain perbankan, asuransi, real estate, pangan hingga pendidikan.
Pada 1967, Ghurair mendirikan Mashreqbank, yang kini merupakan salah satu bank raksasa di UAE. Tak cuma mendirikan, ia terlibat dari operasional bank dengan duduk sebagai chairman. Namun, ia mengundurkan diri dari jajaran direksi meski kini tetap menjadi dewan pengawas. Posisi tertinggi di bank yang dulunya Oman Bank ini diisi oleh putranya.
Lihat Juga : |
Pada 1975, ia mendirikan Oman Insurance. Perusahaan asuransi ini kemudian berganti nama menjadi Sukoon pada 6 Oktober 2022. Lalu, ia juga merambah bisnis pangan. Di bawah merek Jenan, perusahaannya Al Ghurair Food menjual pasta.
Al Ghurair bermain pula di sektor konstruksi. Perusahaan konstruksinya terlibat dalam pembangunan Metro Dubai. Perusahaannya juga mengerjakan eksterior gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa.
Di sektor pendidikan, ia membangun Universitas Al Ghurair sebagai wujud komitmennya memajukan pendidikan. Institusi ini menawarkan pendidikan berkualitas tinggi di berbagai disiplin ilmu.
Seperti kebanyakan orang superkaya lainnya, Ghurair juga gemar beramal. Ia mendirikan Abdulla Al Ghurair Foundation (AGF) pada 2015, sebuah yayasan filantropi nirlaba yang didedikasikan untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada siswa di wilayah Arab.
Namun, sebelum punya yayasan sosial sendiri, Ghurair kerap berderma di sektor pendidikan di UAE. Ia mendukung pengembangan pendidikan di negaranya dengan membangun beberapa seklolah pada awal 1960-an.
Pada Juni 2021 silam, AGF mengumumkan peluncuran Abdulla Al Ghurair Hub untuk pengajaran dan pembelajaran digital. Program ini menjalin kemitraan dengan American University of Beirut (AUB) dan berbasis di fakultas teknik dan arsitektur Maroun Semaan (MSFEA) yang menyediakan peningkatan akses terhadap pendidikan online bagi ribuan pelajar di seluruh jazirah Arab.