Multiplier Effect Hilirisasi Nikel PT GNI bagi Ekonomi Daerah & Negara
Hilirisasi industri nikel merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah nikel dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi positif lainnya bagi daerah dan negara.
Hal ini dapat terlihat dari beroperasinya PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), merupakan perusahaan modal asing yang bergerak di bidang industri smelter nikel dengan mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace. Perusahaan ini memiliki smelter yang berlokasi di Desa Bunta, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Keberadaan PT GNI ini dapat menciptakan multiplier effect terhadap perekonomian daerah dan negara oleh PT GNI di berbagai indikator. Beberapa indikator tersebut antara lain:
- Penyerapan tenaga kerja lokal
PT GNI telah menyerap ribuan tenaga kerja lokal, baik pada tahap konstruksi maupun operasional. Pihak PT GNI menambahkan hingga saat ini, perusahaan masih terus merekrut karyawan yang berasal dari warga lokal dan diproyeksikan ke depannya mencapai puluhan ribu karyawan.
Dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja di GNI, maka manfaat ekonomi bagi warga di Morowali Utara akan terus meningkat. Ia berharap kehadiran PT GNI telah memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat lokal, terutama dalam hal peningkatan pendapatan dan taraf hidup.
- Menciptakan ekonomi-ekonomi baru di sekitar pabrik
Kehadiran PT GNI juga telah mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar pabrik. Hal ini terlihat dari meningkatnya aktivitas ekonomi di berbagai sektor, seperti perdagangan, jasa, dan transportasi.
Peningkatan aktivitas ekonomi ini telah menciptakan berbagai peluang usaha baru bagi masyarakat lokal.
- Mendorong perekonomian daerah
PT GNI telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah Morowali Utara. Hal ini terlihat dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi daerah, angka kemiskinan, gini ratio, hingga tingkat pengangguran.
Menurut data BPS, pertumbuhan ekonomi Morowali Utara pada 2021 masih berada dalam kisaran angka satu digit. Namun, pada 2023 pertumbuhan ekonominya melonjak cukup tajam menjadi dua digit, tepatnya di angka 10,47 di semester pertama, dan terus menanjak menjadi 36,42 persen di awal semester II 2023.
Angka kemiskinan di Morowali Utara pun menunjukkan penurunan dari 13,90 persen pada 2021, menjadi 12,29 persen pada 2022.
Pun demikian dengan angka ketimpangan antara kaum sosial menengah dan kaum sosial ke bawah yang diukur dengan Gini Ratio yang menunjukkan penurunan dari sebelumnya 0,0301 menjadi 0,0269.
Begitu pula yang terjadi dengan angka pengangguran terbuka, turun dari 2,98 persen menjadi 2,25 persen.
- Meningkatkan performa kontribusi logam dasar ekonomi
Hilirisasi industri nikel telah meningkatkan performa kontribusi logam dasar terhadap ekonomi Indonesia.
Mengutip data BPS, pada Januari-Agustus 2022, Indonesia mencatatkan nilai ekspor produk feronikel sebesar US$8,76 miliar. Jumlah ini naik hampir dua kali lipat dibanding pencatatan 2020 yang hanya US$4,73 miliar.
Sementara itu, pada periode yang sama, BPS juga mencatat ekspor nikel dan barang olahannya mencapai US$3,59 miliar. Sedangkan pada 2020 cuma sebesar US$808,4 juta.
- Posisi Indonesia sebagai eksportir terkuat
Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022. Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48 persen dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.
Survei tersebut melaporkan total produksi nikel di dunia diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat 20,88 persen dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 2,73 juta metrik ton.
- Peningkatan pada sektor UMKM
Hilirisasi industri nikel juga telah memberikan dampak positif terhadap sektor UMKM. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan barang dan jasa dari UMKM oleh PT GNI dan perusahaan-perusahaan lain yang terkait dengan industri hilirisasi nikel.
Peningkatan permintaan ini telah mendorong pertumbuhan sektor UMKM di Morowali Utara dan daerah-daerah lain di Indonesia.
- Peningkatan pada bidang pendidikan
Hilirisasi industri nikel juga telah memberikan dampak positif terhadap bidang pendidikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya kebutuhan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan oleh industri hilirisasi nikel.
Peningkatan kebutuhan ini telah mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Morowali Utara dan daerah-daerah lain di Indonesia.
PT GNI telah menunjukkan multiplier effect yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan negara. Hal ini menunjukkan bahwa hilirisasi industri nikel memiliki potensi untuk memberikan dampak ekonomi positif yang berkelanjutan.
Untuk meningkatkan multiplier effect ini, pemerintah perlu terus mendukung pengembangan industri hilirisasi nikel, terutama dalam hal penyediaan infrastruktur dan insentif bagi pelaku industri.
(ory)