Alaska Airlines Hitung Rugi Rp2,36 T Buntut Jendela Boeing 737 Lepas

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Jan 2024 13:15 WIB
Alaska Airlines disinyalir bakal rugi Rp2,36 triliun imbas larangan terbang Boeing 737 Max 9 awal bulan ini.
Alaska Airlines disinyalir bakal rugi Rp2,36 triliun imbas larangan terbang Boeing 737 Max 9 awal bulan ini. (Foto: REUTERS/NTSB)
Jakarta, CNN Indonesia --

Alaska Airlines disinyalir bakal rugi US$150 juta atau setara Rp2,36 triliun (asumsi kurs Rp15.764 per dolar AS) imbas larangan terbang Boeing 737 Max 9 awal bulan ini.

Adapun larangan terbang diberlakukan oleh Badan Penerbangan Federal (FAA) buntut insiden jendela pesawat Boeing 737 Max 9 milik Alaska Airlines lepas beberapa waktu lalu. Akibat insiden itu, maskapai melakukan pendaratan darurat.

Dilansir dari CNN Business, Jumat (26/1), kerugian sebesar itu signifikan untuk Alaska Airlines. Pasalnya, pendapatan maskapai tersebut sepanjang 2023 hanya mencapai US$583 juta atau sekitar Rp9,18 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alaska Airlines memiliki 65 unit Boeing 737 Max 9. Jumlah kepemilikan tersebut membuat Alaska Airlines menjadi maskapai kedua yang punya Boeing 737 Max 9 setelah AS.

Kerugian yang akan dialami Alaska Airline terutama berasal dari hilangnya pendapatan. Selain itu, perusahaan juga harus memberikan kompensasi hotel pada ketika penerbangan mereka dibatalkan. Kerugian juga mencakup pengurangan jadwal sebanyak 3.000 penerbangan.

Kendati begitu, CFO Alaska Airlines Shane Tackett mengatakan kerugian itu juga akan dibebankan pada pihak Boeing. Namun, ia belum bisa merinci berapa kompensasi yang bakal dibayar Boeing.

"Kami sepenuhnya berharap untuk (kompensasi) utuh demi dampak keuntungan dari pelarangan ini," katanya.

Terpisah, CEO Alaska Airlines Ben Minicucci menemukan beberapa baut lepas pada banyak pesawat Boeing 737 Max 9. Hal itu diketahui saat FFA dan pihak maskapai melakukan evaluasi pada sejumlah armada Boeing 737 Max 9 pekan ini.

"Beberapa baut lepas pada banyak Boeing 737 Max 9," ucap Minicucci seperti dikutip dari CNN, Rabu (24/1).

Ia pun mengingatkan pihak Boeing agar memastikan kualitas armada mereka. Menurutnya setiap pesawat Boeing seharusnya memiliki kualitas unggulan.

Minicucci juga mengingatkan Boeing untuk meningkatkan pengawasan pada lini produksi pesawat.

"Saya lebih dari frustasi dan kecewa. Saya marah. Hal ini terjadi pada Alaska Airlines. Itu terjadi pada tamu-tamu kami dan terjadi pada orang-orang kami," kata Minicucci.

FFA juga menemukan beberapa baut longgar tatkala memeriksa Boeing 737 Max 9. Lembaga tersebut membuka penyelidikan formal terhadap pengendalian kualitas Boeing sekitar dua pekan lalu. FFA terus meninjau data yang dikumpulkan dari inspeksi terhadap 40 sampel pesawat.

Hal ini dilakukan untuk mempertimbangkan apakah pesawat tersebut aman untuk terbang kembali.

CEO Boeing Commercial Airplanes Stan Deal pun mengatakan pihaknya menyesal telah mengecewakan pelanggan. Boeing pun berjanji untuk mengevaluasi armada milik mereka.

"Kami mengambil tindakan berdasarkan rencana komprehensif untuk mengembalikan pesawat-pesawat ini ke layanan dengan aman dan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja pengiriman kami. Kami akan mengikuti jejak FAA dan mendukung pelanggan kami di setiap langkah," ujarnya.

Pesawat Alaska Airlines yang membawa 174 penumpang dan enam awak penerbangan melakukan pendaratan darurat di usai panel jendela pesawat pecah di udara, tak lama setelah lepas landas dari Portland, Negara Bagian Oregon, AS.

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS pun melakukan investigasi atas insiden yang terjadi di pesawat Boeing 737-9 Max maskapai Alaska Airlines tersebut.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER