Direktur PT Bank Central Asia Tbk alias BCA John Kosasih punya cerita unik di balik upaya perusahaan membantu usaha wong cilik di Indonesia.
BCA punya sederet program pelatihan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaannya, termasuk kerja sama dengan Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu. John menyebut salah satu tujuan utamanya agar produk usaha wong cilik itu bisa go international.
"BCA itu ingin dorong karena waktu itu kita sempat ketemu Kementerian Luar Negeri sebelum covid, rupanya kita tahu bahwa orang di Moskow, Rusia itu paling suka minum kopi," ungkapnya dalam Penyerahan Sertifikat Halal kepada UMKM Binaan BCA di Kantor Gubernur NTB pada Selasa (30/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata selidik punya selidik ada dua kopi yang disukai orang Rusia. Pertama, kopinya Amerika latin, yakni Kolombia dan Venezuela. Kedua, (warga Rusia) paling suka kopinya orang Indonesia," sambung John.
Ia mengatakan harga biji kopi Indonesia yang dijajakan di kafe kenamaan AS terbilang mahal. Harganya bisa mencapai US$16 dolar hingga US$18 dolar per kilogram, dibandingkan biji kopi Vietnam yang dihargai US$8 dolar per kg dan milik Burma US$7 dolar per kg.
John menyebut varian kopi Indonesia, utamanya dari Sumatra dan Jawa, menjadi yang paling mahal.
"Kita sempat waktu itu karena orang Rusia itu suka ngopi, ngobrol-ngobrol, ditanya 'Mau gak datengin kopi dari Indonesia?' Mau," ujar John.
"Tapi memang di Indonesia kopinya ada tiga masalahnya, yakni kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Jadi, kadang-kadang kuantitasnya ada, tapi kualitasnya naik turun atau kuantitas dan kualitas ada tapi kadang gak kirim. Jadi itu pekerjaan rumah (PR) kita bersama," imbuhnya.
Selain membawa UMKM go international, John menyebut BCA juga berperan aktif dalam penyaluran kredit. Ia mengatakan ada Rp116 triliun kredit UMKM yang sudah disalurkan sepanjang 2023.
Penyaluran kredit itu diklaim melesat 13,4 persen secara tahunan alias year on year (yoy).