Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.740 per dolar AS pada Selasa (6/2) pagi. Mata uang Garuda melemah 32 poin atau 0,20 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona hijau. Baht Thailand menguat 0,19 persen, peso Filipina menguat 0,01 persen, won Korea Selatan menguat 0,04 persen, dan yuan China menguat 0,04 persen, serta dolar Singapura juga menguat 0,10 persen.
Selanjutnya, Yen Jepang menguat 0,13 persen, dan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada, mayoritas mata uang utama negara maju juga berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,03 persen, poundsterling Inggris menguat 0,09 persen, dan dolar Australia menguat 0,14 persen.
Sedangkan, franc Swiss menguat 0,03 persen dan dolar Kanada juga menguat 0,10 persen.
Pengamat Pasar Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS karena data tenaga kerja AS yang solid dan mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang dalam tahun ini.
"Ini ditambah dengan data PMI sektor jasa AS Januari yang dirilis semalam, juga menunjukkan angka yang solid," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Namun, Ariston melihat data perekonomian Indonesia yang dirilis kemarin di atas 5 persen kemungkinan menahan pelemahan rupiah lebih dalam lagi hari ini.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sesuai target dan di atas angka pertumbuhan negara-negara lainnya," jelasnya.
Hari ini, Ariston memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp15.680 per dolar AS - Rp15.750 per dolar AS.
(ldy/pta)