Perum Bulog memperbolehkan pedagang eceran untuk membeli beras SPHP Bulog lebih dari 2 ton per transaksi. Hal ini untuk mengatasi kelangkaan beras saat ini.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan ini adalah kebijakan internal perusahaan yang berlaku sejak hari ini. Namun, fleksibilitas pembelian ini hanya berlaku sampai Maret 2024.
"Ke depan untuk SPHP kami sangat memfleksibelkan bagi yang ingin SPHP. Kami memutuskan sampai dengan Maret 2 ton nggak kami batasi, boleh ambil berapa saja, terutama untuk yang warung," ujarnya dalam media briefing di Kantor Bulog, Selasa (13/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bayu, sebelumnya kebijakan Bulog hanya memperbolehkan satu toko membeli maksimal 2 ton per transaksi per minggu. Sebab, jumlah itu sangat memadai untuk penjual eceran dan selama ini berjalan dengan baik.
Lagipula, kata Bayu jumlah tersebut ditetapkan sekaligus untuk mencegah adanya spekulan. Selain itu, menyesuaikan dengan modal para pedagang eceran.
"Belajar dari pengalaman panjang, 2 ton cukup, maksudnya juga untuk mengontrol supaya nggak ada spekulasi dan yang jual konsumennya langsung," jelasnya.
Bayu juga menekankan sampai saat ini stok beras di gudang Bulog cukup banyak yakni 1,18 juta ton. Jumlah tersebut sangat mencukupi hingga April sekaligus untuk program bansos pemerintah.
"Stok kita itu 1,18 juta ton, jadi cukup. Jadi kalau misal tadi SPHP mau didobelkan cukup, tambah bantuan pangan sampai dengan Maret-April cukup," pungkasnya.