Harga Minyak Tertahan di Tengah Ketidakpastian Prospek Permintaan

CNN Indonesia
Jumat, 16 Feb 2024 11:29 WIB
Harga minyak mentah global melemah pada Jumat (16/2) lantaran investor mempertimbangkan perkiraan perlambatan permintaan oleh kelompok berpengaruh.
Harga minyak mentah global melemah pada Jumat (16/2) lantaran investor mempertimbangkan perkiraan perlambatan permintaan oleh kelompok berpengaruh. Ilustrasi. (iStock/nielubieklonu).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah global melemah pada Jumat (16/2) lantaran investor mempertimbangkan perkiraan perlambatan permintaan oleh kelompok berpengaruh. Selain itu, lemahnya data penjualan ritel AS memicu optimisme mengenai penurunan suku bunga Negeri Paman Sam.

Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 11 sen, atau 0,1 persen, menjadi US$82,75 per barel pada 01.31 GMT. Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS cuma naik 1 sen menjadi US$78,04 per barel.

Kedua kontrak tersebut naik lebih dari 1 persen pada Kamis kemarin karena penurunan penjualan ritel AS yang lebih besar dari perkiraan mendorong harapan bank sentral AS The Federal Reserve akan segera mulai menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, yang dapat berdampak positif bagi permintaan minyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Kementerian Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel turun 0,8 persen pada Januari, penurunan terbesar sejak Februari 2023. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penjualan ritel turun 0,1 persen.

"Harapan penurunan suku bunga AS memberikan dukungan pada Kamis, namun investor kini menyesuaikan posisi mereka menjelang akhir pekan yang panjang di AS," kata Pimpinan NS Trading Hiroyuki Kikukawa, unit Nissan Securities, dan mencatat bahwa 19 Februari adalah hari libur di AS.

"Sambil mencermati tren suku bunga, investor akan terus menilai apakah risiko geopolitik di Timur Tengah akan meluas ke rantai pasokan minyak mentah," kata Kikukawa.

Ia memperkirakan WTI akan diperdagangkan pada kisaran US$70-US$80 untuk sementara waktu.

Membebani sentimen pasar, Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris mengatakan pada Kamis lalu bahwa pertumbuhan permintaan minyak global kehilangan momentum dan memangkas perkiraan pertumbuhan tahun 2024, sangat kontras dengan pandangan yang dianut oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Laporan bulanan IEA memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh sebesar 1,22 juta barel per hari (bph) tahun ini, sedikit turun dari perkiraan bulan lalu.

Pada Selasa lalu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraan pertumbuhannya yang jauh lebih curam yaitu 2,25 juta barel per hari.

Di Timur Tengah, Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan puluhan roket ke sebuah kota di Israel utara sebagai "respons awal" terhadap pembunuhan 10 warga sipil di Lebanon selatan.

Sementara itu, kemarin, pasukan Israel menyatakan telah menggerebek rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di Gaza ketika rekaman menunjukkan kekacauan, teriakan dan tembakan di koridor gelap yang dipenuhi debu dan asap.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER