5 Jurus PLN EPI di 2024 Demi Jaga Rantai Pasok Energi Primer
Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melakukan berbagai upaya dan ekspansi untuk bisa menjamin terjaga rantai pasok energi primer sekaligus menjadikan PLN EPI sebagai perusahaan yang ternama. Karena itu, pada 2024 ini PLN EPI telah mencanangkan lima langkah strategis untuk mewujudkan rantai pasok energi primer tersebut tetap terjaga.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan menjelaskan pada tahun ini, PLN EPI menargetkan kinerja keuangan yang sehat dan pertumbuhan bisnis yang positif. Karenanya, selain memperkuat lini bisnis rantai pasok energi primer yang ada saat ini, peningkatan pendapatan beyond kWh seperti sektor logistik energi juga akan menjadi fokus perusahaan pada tahun ini.
"Kita pada tahun ini akan meningkatkan optimalisasi perkembangan portofolio baru. Kita juga akan mulai masuk pada bisnis green baik melalui co-invesment untuk meningkatkan additional demand," kata Mamit dalam Press Briefing Corporate Exposure PLN EPI, Selasa (20/2).
Langkah strategis pertama, kata Mamit, yakni melakukan berbagai kerja sama dan kolaborasi yang sudah dilakukan perusahaan sejak 2023 hingga awal tahun ini. Seperti menjalin kerja sama dengan Jepang dan perusahaan asal UEA untuk pengembangan rantai pasok energi primer.
Langkah kedua, penguatan suplai energi primer ke seluruh pembangkit. Saat ini PLN EPI memiliki mandat untuk menjaga seluruh pasokan energi primer, mulai dari batubara, gas, BBM hingga biomassa ke pembangkit di level keamanan Hari Operasi Pembangkit (HOP).
"Tak ada pembangkit yang di bawah 20 HOP saat ini. Berbagai penguatan seperti jaminan pasokan, keamanan alokasi energi primer kita perkuat hingga seluruh pembangkit terjamin pasokan energinya," imbuh Mamit.
Ketiga, tahun ini PLN EPI juga akan menekankan efisiensi biaya energi primer dengan perencanaan kebutuhan dan kepastian rantai pasok dengan biaya yang paling optimal.
Keempat, sesuai mandat holding, PLN EPI juga mengembangan usaha dengan menerapkan prinsip ESG. Hal ini juga sejalan dalam mendukung transisi energi di Indonesia yang ramah lingkungan.
"Seperti pelibatan masyarakat di gunung kidul Yogyakarta dalam membuat eco-village atau desa berdaya energi untuk hutan energi juga menjadi salah satu implementasi prinsip ESG," kata Mamit.
Langkah terakhir, lanjut Mamit, penguatan tata kelola Human Capital. Hal ini untuk meningkatkan maturitas organisasi perusahaan yang didukung oleh proses bisnis yang ekselen dan sesuai dengan GCG.
(ory/ory)