Program makan siang gratis yang dijanjikan oleh pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tak hanya menuai kritik dari sisi kebijakan, namun juga dari masyarakat.
Beberapa dari mereka menganggap jatah Rp15 ribu per anak untuk setiap orang yang menjadi penerima manfaat program tersebut masih tak cukup untuk memenuhi gizi.
Salah satu pandangan datang dari Adhinda (29), seorang ibu dengan anak berusia 2,5 tahun. Menurutnya, jatah Rp15 ribu mungkin mencukupi untuk masyarakat menengah ke bawah jika digunakan dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun untuk anaknya sendiri, jatah Rp15 ribu untuk makan siang sepertinya kurang memenuhi kebutuhan gizi si kecil.
Adhinda bercerita biasanya menyiapkan sarapan untuk anaknya dua butir telur dengan nasi atau roti, juga disertakan dua sosis. Kemudian untuk makan siang, ia biasanya menyajikan nasi dengan ayam goreng.
"Nah, jadi kalau berpikir Rp15 ribu memenuhi gizi anak aku, yang di mana dia masih membutuhkan 1.000 hari pertama golden days-nya, sepertinya masih kurang," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/2).
Menurutnya, dengan Rp15 ribu, satu anak sebenarnya bisa diberi makan dengan nasi, telur, sayur, hingga tempe dan tahu. Akan tetapi, lanjut Adhinda, kebutuhan gizi akan lebih tercukupi jika makan siang yang disajikan per hari lebih bervariasi dan tidak itu-itu saja.
"Apalagi yang masa emas, harus ganti-ganti. Mungkin bisa diganti sama ikan, sayur, pokoknya yang pasti harus ada protein hewani atau nabatinya," kata dia.
![]() |
Kendati demikian, jika program ini akan berjalan nantinya, Adhinda berharap penerimanya merata untuk anak-anak yang benar-benar membutuhkan. Ia juga berharap anggaran untuk program ini tidak terkena pangkas korupsi dari pejabat-pejabat yang berwenang.
"Semoga ini program benar bisa membantu mengatasi masalah stunting di Indonesia," ujarnya.
Senada, Puput (33) yang memiliki seorang anak berusia 6 tahun pun merasa jatah Rp15 ribu per hari belum mencukupi. Sebab, kalau bicara gizi seimbang katanya, harus ada karbohidrat, protein hewani, nabati, dan sayur.
Ia bercerita biasanya menyajikan makan siang untuk anaknya dengan nasi, ikan atau ayam atau daging, tahu atau tempe, dan sayur.
"Sekarang beras saja mahal, belum proteinnya. Kalau mau boost berat badan dan tinggi badan anak kan protein hewaninya harus kencang ya, minimal telur lah. Itu juga harganya enggak tentu. Rp15 ribu-Rp20 ribu itu paling untuk sekali makan anakku," tutur Puput.
Menurutnya, paling tidak sehari seorang anak mendapat jatah Rp50 ribu-Rp60 ribu kalau mau mendapatkan lauk yang lengkap. Sementara dengan Rp15 ribu, menurut Puput, hanya bisa mendapatkan nasi, telur, dan sedikit sayur.
"Tapi kan menu makan juga kudu divariasi, ikan pun yang murah cuma ikan kembung. Enggak bisa berharap ikan lain seperti nila, mujair, atau bahkan tuna. Asumsi harga ayam matang di warteg aja Rp10 ribu," ucapnya.
Segendang sepenarian dengan mereka, Innes (29) dengan anak berusia 19 bulan, juga berpendapat jatah Rp15 ribu per hari belum mencukupi untuk penyajian menu lengkap bagi anak. Namun, bisa mencakup kalau sekali makan dengan menu ikan segar yang variatif.
"Asumsinya kita pakai ikan kembung ya, harga setengah kilogram Rp15 ribu. Itu baru ikannya tapi belum termasuk karbohidrat, sayur dan buah. Jadi kalau sehari Rp15 ribu sih kayaknya enggak cukup ya," katanya.
Menurutnya, untuk sekali makan anaknya membutuhkan nasi atau kentang, protein hewani, dan sayur, dan ini sudah menghabiskan lebih dari Rp15 ribu. Innes berpendapat dengan Rp15 ribu hanya bisa menyajikan anak dengan nasi dan ikan kembung atau telur.
Di sisi lain, Wida (33) dengan anak usia 3 tahun berpendapat jatah Rp15 ribu per hari masih bisa mencukupi dengan lauk pauk yang tepat.
"Kalau anakku sehari itu dia makan harus ada sayur sama protein. Untuk makan sekali, itu bisa kira-kira Rp10 ribu, belum nasi. Karena masak sendiri kira-kira Rp12 ribu. Kalau menurutku dengan Rp15 ribu masih bisa makan dengan lauk yang proper," kata Wida.
Menurut dia, dengan jatah Rp15 ribu sekali makan bisa dengan nasi, telur, tahu, dan sayur. Ayam pun bisa, hanya saja tergantung di mana membeli ayamnya.
"Rp15 ribu per hari mencukupi. Untuk pemilihan bahan bakunya bisa disesuaikan juga sih. Enggak harus ayam lauknya, ikan pun bisa," lanjutnya.