Jaringan pusat perbelanjaan Macy's akan menutup 150 mal hingga 2026 untuk meningkatkan produktivitas dan penghematan biaya.
Pasalnya, perusahaan memperkirakan penjualan dan keuntungan tahunan menurun ke depan.
Dilansir Reuters, Selasa (27/2), toko-toko yang ditutup menyumbang kurang dari 10 persen penjualan tahunan Macy's. Dengan ini, perusahaan dapat menghemat US$100 juta atau sekitar Rp1,56 triliun (asumsi kurs Rp15.669,90 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana ini merupakan keputusan perusahaan setelah menutup 5 toko dan memangkas 2.350 pekerjaan atau 3,5 persen dari total tenaga kerjanya pada 26 Januari lalu. Namun, keputusan ini dinilai tidak terlalu mengangkat produktivitas perusahaan.
"Memotong ekor yang tidak produktif akan memberikan manfaat segera bagi produktivitas penjualan dan profitabilitas perusahaan," ujar Analis Senior Columbia Threadneedle Mari Shor.
Hal ini mendorong perusahaan untuk terus melakukan restrukturisasi.
Dengan perusahaan mengambil biaya US$1 miliar untuk restrukturisasi di kuartal keempat, perkiraan laba per saham dan penjualan bersih 2024 masih di bawah ekspektasi.
CEO Macy's Tony Spring berharap tahun ini menjadi tahun fiskal yang penuh transisi dan investasi, perusahaan dapat kembali menumbuhkan penjualan dan keuntungan yang konsisten pada 2025.
Macy's memiliki 718 toko pada akhir kuartal keempat. Hal ini dinilai menjadi tantangan sulit untuk meningkatkan produktivitasnya secara menyeluruh.
Selain strategi penutupan toko dan pemotongan karyawan,Macy's juga berencana membuka 15 toko di Bloomingdale dan 30 toko Bluemercury dalam tiga tahun ke depan untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas dan publisitas beragam merek mewah.