Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim kehadiran e-katalog untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah dapat mengurangi kasus korupsi.
"E-katalog ini sudah jelas-jelas mengurangi korupsi di dalam negeri," ujar Luhut dalam acara Business Matching 2024 di Bali, Kamis (7/3).
Menurut dia, penggunaan belanja produk dalam negeri dengan e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dapat mengurangi potensi korupsi atau penyalahgunaan anggaran negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan pembelian barang dan jasa melalui aplikasi, menurut Luhut, kasus operasi tangkap tangan (OTT) korupsi pun berkurang, lantaran oknum pejabat pemerintahan tak lagi bisa bermain.
"Kalau kita membangun sistem yang baik, kan tidak ada OTT lagi atau berkurang drastis OTT karena semua belanja ke mesin. Nah, mesinnya kan enggak bisa disogok," ujar dia.
Di sisi lain, proses belanja tersebut juga diawasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), salah satunya memastikan efisiensi dan produk tersebut memang produk dalam negeri.
"Jadi kita harus betul target, jadi UMKM itu harus betul menikmati penggunaan produk dalam negeri yang (mencapai) Rp1.600 triliun. Dan angkanya itu terus berkembang sejalan dengan perkembangan ekonomi kita," imbuhnya.
Selain itu, belanja produk dalam negeri memanfaatkan sistem digital yang merupakan bagian inovasi teknologi pemerintah (government technology) juga memberi ruang lebih besar efisiensi, efektivitas dan tepat sasaran sehingga tidak terjadi kebocoran.
Misalnya, Luhut menjelaskan dengan teknologi pemerintah tersebut belanja untuk subsidi pupuk hingga alokasi bantuan sosial (bansos) sesuai dengan target sasaran.
"Tapi dengan sekarang kita sedang berjalan ke arah tadi gov tech itu yang sekarang sedang dikerjakan, dan kita harap paling tidak sampai Dukcapil itu bisa selesai bulan Juli ini, itu akan membuat Indonesia lebih maju lagi satu langkah. Jadi orang yang mau korupsi-korupsi ya makin susah," tegasnya.
Adanya transparansi dan digitalisasi belanja produk dalam negeri itu, kata Luhut, juga mulai ditiru negara lain. Misalnya Kenya yang 100 persen menerapkan hal yang sama.
(del/pta)