Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.690 per dolar AS pada Senin (18/3). Mata uang Garuda melemah 92 poin atau minus 0,59 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp15.672 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Mata uang di kawasan Asia juga mayoritas lesu. Dolar Singapura, rupee India, dan yuan China sama-sama turun 0,01 persen; peso Filipina merosot 0,05 persen; yen Jepang minus 0,07 persen; baht Thailand ambruk 0,17 persen; ringgit Malaysia jatuh 0,30 persen, dan won Korea Selatan amblas 0,31 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan penguatan hanya dialami dolar Hong Kong yang naik 0,03 persen.
Namun, mata uang negara maju dominan menguat. Poundsterling Inggris plus 0,06 persen, euro Eropa tumbuh 0,08 persen, franc Swiss merosot 0,05 persen, dolar Kanada menguat 0,13 persen, dan dolar Australia merangsek 0,12 persen.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan rupiah dan mata uang regional pada umumnya melemah terhadap dolar AS.
Ini imbas antisipasi investor menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral AS The Federal Reserves (The Fed) pekan ini.
"Data ekonomi dari China ikut menekan rupiah, walau penjual ritel dan produksi industri China lebih kuat dari perkiraan. Namun, tingkat pengangguran naik 0,1 persen dibandingkan dengan harapan untuk turun 0,1 persen," katanya kepada CNNIndonesia.com.