Daftar Saham Cuan Pekan Ini, Tambang dan Bank Bisa Jadi Pilihan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 63,40 poin atau minus 0,90 persen ke level 6.970 pada perdagangan pekan lalu. Investor asing mencatat jual bersih (net sell) Rp5,30 triliun selama sepekan.

Sepekan lalu, indeks saham melemah empat kali dan hanya menguat sekali. Secara total, performa indeks saham anjlok 3,48 persen pada pekan kemarin.

Pjs Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan penguatan paling tinggi sebesar 49,01 persen dicatat oleh nilai transaksi harian. Peningkatan terjadi dari Rp12,16 triliun menjadi Rp18,12 triliun.

Kautsar juga mencatat rata-rata volume transaksi harian selama sepekan yang naik 34,47 persen menjadi 20,729 miliar lembar saham. Ini meningkat dari 15,415 miliar lembar saham pada penutupan pekan sebelumnya.

Akan tetapi, kapitalisasi pasar bursa selama sepekan merosot 4,35 persen. Data menunjukkan penurunan dari Rp12.363 triliun menjadi Rp11.825 triliun.

"Rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 0,79 persen menjadi 1,130 juta kali transaksi dari 1,139 kali transaksi pada pekan lalu," ucap Kautsar, seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (31/5).

Supervisor Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memprediksi pelemahan IHSG masih akan berlanjut pada pekan ini. Ia memperkirakan gerak indeks berada di rentang 6.870 hingga 7.080.

Ada dua sentimen utama dari dalam negeri. Pertama, Audi melihat investor menantikan rilis data inflasi Mei 2024 yang diperkirakan melambat dari 3 persen year on year (yoy) ke 2,94 persen yoy.

"Kami berpandangan ini masih berada dalam target Bank Indonesia (BI) dan menunjukkan stabilitas harga dalam negeri sehingga akan direspons positif oleh pasar," tuturnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (2/6).

Kedua, ada rilis Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang diyakini ada dalam zona ekspansif, yakni di level 52,2. Audi menyebut ini menunjukkan kuatnya aktivitas manufaktur dan industri di Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, dari mancanegara bakal ada rilis data pengangguran AS per Mei 2024 yang diperkirakan tetap di level 3,9 persen. Jika data berada di atas ekspektasi, ia menyebut ada potensi efek negatif terhadap pasar.

"Investor dapat wait and see terlebih dahulu dengan menantikan rebound karena saat ini IHSG sudah mendekati area jenuh jual. Jika IHSG bertahan di atas level 6.900, potensi rebound terbuka," pesan Audi.

Secara teknikal, Audi merekomendasikan empat emiten. Pertama, trading buy saham PT Baramulti Suksessarana alias BSSR yang diperkirakan bisa tembus 4.080 pekan ini.

Kedua, ia menyarankan investor untuk speculative buy saham PT Midi Utama Indonesia Tbk alias MIDI. Emiten yang menguat 5,26 persen ke level 400 pada pekan lalu itu diyakini bisa bergerak di rentang 380-430.

Ketiga, PT Bank Jago Tbk yang naik 6,17 persen ke posisi 2.410 pekan lalu. Menurutnya, ARTO bisa tembus 2.660 dan boleh dilirik dengan skema speculative buy.

Keempat, TLKM alias PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Saham emiten pelat merah ini menguat 3,20 persen pekan lalu ke level 2.900, di mana Audi menyarankan investor speculative buy dengan proyeksi gerak 2.770-3.100.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pergerakan indeks masih bisa menguat terbatas. Ia memproyeksi gerak IHSG berada di level support 6.947 dan resistance 7.036.

[Gambas:Video CNN]

"Pekan ini akan ada rilis data inflasi Indonesia dan manufaktur China," wanti-wanti Herditya sebagai pertimbangan.

Ada tiga saham yang menurutnya bisa diperhatikan selama sepekan ini. Pertama, Herditya merekomendasikan saham GOTO dengan prediksi gerak di rentang 70-77.

Kedua, PT Indo Tambangraya Megah Tbk alias ITMG yang tembus 24.975 pada pekan kemarin. Saham ini diyakini masih bisa bergerak hingga posisi 26 ribu.

Ketiga, PT Bank Jago Tbk alias ARTO. Emiten ini diramal bisa menguat hingga posisi 2.600 pada pekan ini.