Isu makan bergizi gratis atau makan siang gratis presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran yang dipangkas terus mendapat sorotan publik.
Anggaran makan siang tersebut yang dari semula Rp15.000 per anak kabarnya kembali dipangkas menjadi Rp7.500 per anak. Sejumlah 'pembantu' Presiden Joko Widodo pun buka suara mengenai ramainya isu tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya angka Rp7.500 ini terlalu kecil. Banyak yang takut makanan yang diberikan justru tidak memenuhi standar gizi untuk anak-anak.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan angka Rp7.500 untuk makan siang gratis sudah sangat cukup. Bahkan menurutnya, angka tersebut termasuk besar di beberapa wilayah Indonesia.
"Saya kira untuk daerah tertentu Rp7500 sudah sangat besar," kata Muhadjir.
Hal ini juga diamini oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Hingga saat ini sebenarnya teknis soal makan siang gratis masih dibahas. Termasuk soal angka Rp7.500 itu pun belum final.
Lagi pula menurut dia, angka tersebut sebenarnya cukup besar jika ditelusuri di berbagai daerah.
"Tentu setiap daerah akan berbeda, tapi teknis akan dibahas ke depan," kata dia.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman juga angkat suara terkait hal ini. Program makanan siang gratis menurutnya bisa dipenuhi dengan pangan dalam negeri.
"Program bergizi itu komponennya sayur, kita tidak impor. Telur, kita swasembada, daging ayam kita swasembada, ikan kita melimpah," kata dia.
Menurutnya, semua juga sudah dipersiapkan. Bahkan Kementerian yang dia pimpin pun telah menyiapkan dan akan melakukan pengawasan terkait program tersebut.
(tst/bac)